Di tengah perdebatan politik dan militer, jangan lupakan dampak humaniter dari serangan ini. Tiga nyawa melayang, 15 orang terluka. Di balik angka-angka ini ada kisah-kisah tragis keluarga yang kehilangan orang tercinta.
"Saya kehilangan suami saya," isak Fatima, seorang janda yang baru ditinggal suaminya akibat serangan ini. "Apa salah kami? Kami hanya ingin hidup damai."
Serangan ini juga merusak infrastruktur vital. Jalan raya yang rusak bisa menghambat distribusi bantuan kemanusiaan ke wilayah-wilayah yang membutuhkan.
"Akses kami ke daerah-daerah terpencil semakin sulit," keluh seorang pekerja bantuan kemanusiaan. "Ini bisa memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah ada."
Peran PBB dan Komunitas Internasional
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan keprihatinannya atas insiden ini. Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stephane Dujarric, menyerukan semua pihak untuk menahan diri.
"Sekretaris Jenderal mendesak semua pihak untuk menghormati kedaulatan dan integritas teritorial Suriah," kata Dujarric dalam sebuah pernyataan.
PBB juga mengingatkan semua pihak akan kewajiban mereka di bawah hukum humaniter internasional untuk melindungi warga sipil dan infrastruktur sipil.
Sementara itu, beberapa negara dan organisasi internasional lain juga angkat bicara:
Uni Eropa menyerukan deeskalasi dan menghindari tindakan sepihak yang bisa memperburuk situasi.
Liga Arab mengecam serangan ini sebagai pelanggaran kedaulatan Suriah dan hukum internasional.