Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pertanyaan "Kapan Pandemi akan Berakhir" Tidaklah Tepat

12 Juli 2021   14:48 Diperbarui: 19 Juli 2021   20:15 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kesepian. (sumber: Chalabala via kompas.com)

Dulu, identitas pasien yang positif itu disembunyikan agar tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat dan mencegah penurunan kesehatan mental pasien. Jika mengumpamakannya seperti sebuah pertempuran, ini seperti menipu diri sendiri bahwa di sana tidak akan ada musuh yang menyerang.

Justru di medan pertempuran, kita harus tahu letak posisi musuh secara pasti! Jika kita sengaja untuk menutup mata terhadap mereka (musuh kita), kitalah yang mengancam keselamatan diri kita sendiri.

Lho, kalau identitas pasien diumumkan secara terbuka, masyarakat menjadi takut!

Dalam bukunya Il Principe, Niccolo Machiavelli menuliskan bahwa terdapat dua metode untuk mengelola masyarakat: dengan cinta kasih atau dengan penanaman rasa takut pada masyarakatnya.

Idealnya adalah dengan menerapkan kedua-duanya, tetapi jika hanya mampu untuk menjalankan satu opsi, maka pilihlah opsi kedua.

Dalam kata-kata Machiavelli, "... bahwa seseorang hendaknya ditakuti dan dicintai, tetapi karena sulit bagi keduanya untuk saling berdampingan, maka jauh lebih aman untuk ditakuti daripada dicintai."

Jadi (dulu) pemerintah seharusnya membuat masyarakat takut untuk memutuskan rantai penularan? Tidak, saya menolak istilah "dibuat takut" pada konteks ini dan lebih mengacu pada istilah "dibuat waspada".

Persamaan dari "takut" dan "waspada" adalah keduanya sama-sama bertujuan untuk menghindari sesuatu.

Tetapi rasa takut lebih merujuk pada kecemasan dan keresahan yang justru bisa mengurangi daya imunitas masyarakat. Sedangkan kewaspadaan mengacu pada kesiapan kita untuk menghadapi sesuatu dengan berani dan hati-hati.

Dalam medan perang, seorang kaisar juga ingin menghindari sesuatu, yaitu serangan musuh. Tetapi bukan dengan cara takut, melainkan dengan cara waspada. Dan mana dari keduanya yang kita lakukan saat itu?

Tidak ada. Kita malah membual segala lawakan tentang Covid-19 dan Tiongkok. Bagi mereka yang cerdas, itu sungguh konyol! Bagaimana cara menghentikan kekonyolan itu? Jadilah orang cerdas!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun