Dulu, identitas pasien yang positif itu disembunyikan agar tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat dan mencegah penurunan kesehatan mental pasien. Jika mengumpamakannya seperti sebuah pertempuran, ini seperti menipu diri sendiri bahwa di sana tidak akan ada musuh yang menyerang.
Justru di medan pertempuran, kita harus tahu letak posisi musuh secara pasti! Jika kita sengaja untuk menutup mata terhadap mereka (musuh kita), kitalah yang mengancam keselamatan diri kita sendiri.
Lho, kalau identitas pasien diumumkan secara terbuka, masyarakat menjadi takut!
Dalam bukunya Il Principe, Niccolo Machiavelli menuliskan bahwa terdapat dua metode untuk mengelola masyarakat: dengan cinta kasih atau dengan penanaman rasa takut pada masyarakatnya.
Idealnya adalah dengan menerapkan kedua-duanya, tetapi jika hanya mampu untuk menjalankan satu opsi, maka pilihlah opsi kedua.
Dalam kata-kata Machiavelli, "... bahwa seseorang hendaknya ditakuti dan dicintai, tetapi karena sulit bagi keduanya untuk saling berdampingan, maka jauh lebih aman untuk ditakuti daripada dicintai."
Jadi (dulu) pemerintah seharusnya membuat masyarakat takut untuk memutuskan rantai penularan? Tidak, saya menolak istilah "dibuat takut" pada konteks ini dan lebih mengacu pada istilah "dibuat waspada".
Persamaan dari "takut" dan "waspada" adalah keduanya sama-sama bertujuan untuk menghindari sesuatu.
Tetapi rasa takut lebih merujuk pada kecemasan dan keresahan yang justru bisa mengurangi daya imunitas masyarakat. Sedangkan kewaspadaan mengacu pada kesiapan kita untuk menghadapi sesuatu dengan berani dan hati-hati.
Dalam medan perang, seorang kaisar juga ingin menghindari sesuatu, yaitu serangan musuh. Tetapi bukan dengan cara takut, melainkan dengan cara waspada. Dan mana dari keduanya yang kita lakukan saat itu?
Tidak ada. Kita malah membual segala lawakan tentang Covid-19 dan Tiongkok. Bagi mereka yang cerdas, itu sungguh konyol! Bagaimana cara menghentikan kekonyolan itu? Jadilah orang cerdas!