Ada kutipan yang paling menancap dalam ingatan saya dari film itu, "Karena kita tidak membayar produk yang kita gunakan, pengiklan membayar produk yang kita gunakan. Pengiklan adalah pelanggannya. Kitalah yang dijual."
Jika Anda tidak membayar produknya, berarti Andalah produknya. -- Tristan Harris
Membangun kesadaran akan kekejaman media sosial menjadi langkah pertama yang sangat penting sebelum Anda memutuskan untuk membunuh FOMO terhadap media sosial. Karena inilah modal Anda. Ini adalah motivasi Anda.
2. Matikan notifikasi Anda
Kalau dipikir-pikir, saya tidak termotivasi oleh kegembiraan melihat sesuatu yang hebat. Saya termotivasi oleh rasa takut tidak melihat sesuatu yang hebat.
Dan notifikasi benar-benar mengacaukan saya. Ia senantiasa mengingatkan saya terus-menerus bahwa sesuatu sedang terjadi di dunia online. Karenanya saya merasa ketinggalan jika tidak memeriksanya.
Dan hasilnya, tidak ada apa pun yang penting. Jadi, matikan saja notifikasi Anda.
Jika Anda tidak tahu cara melakukannya, maka abaikan saja notifikasi yang muncul. Kabar baiknya adalah, Anda merasa lebih puas ketika membuka media sosial karena banyak hal yang bisa Anda nikmati.
3. Dapatkan hobi baru (atau bangkitkan hobi lama)
Kesalahan mendasar para orang tua yang memaksa anaknya berhenti membuka ponsel adalah dengan tidak memberikan alternatif yang menyenangkan bagi sang anak.
Anak-anak suka bermain. Jika ponsel menjadi satu-satunya cara mereka bermain, kemudian Anda memaksanya untuk berhenti, anak-anak akan melawan, atau cemas kalau menuruti perintah Anda.
Dan ini juga penting kita sadari. Ketika kita berusaha untuk membunuh FOMO terhadap media sosial, kita mungkin akan memiliki waktu luang yang lebih banyak.
Melakukan hobi dapat menjadi cara ampuh untuk menghilangkan rasa bosan. Ya, karena begitulah hakikat dari hobi. Jika sulit menemukan hobi baru, Anda dapat membangkitkan hobi yang telah lama tenggelam.