***
Rapat selesai, Arya dan Melia memilih duduk di sebuah restoran yang tidak jauh dari kantor Lia.
Mereka saling berbagi cerita tentang apa saja yang mereka lakukan selama kurang lebih dua puluh tahun terakhir.
“Sumpah, aku benar-benar nggak kenal kamu tadi pas pertama ketemu.”
“Aku juga awalnya tidak kenal kamu.”
“Trus kenapa akhirnya tahu?”
“Kalungmu.” Mendengar jawaban itu, Lia kembali meneteskan air mata. “Ayahmu, menyuruhku mencarimu setelah lima tahun kamu pergi.”
“Kenapa bisa?”
“Aktivitas turun temurun kita terbongkar. Ayahmu tertangkap saat perampokan besar-besaran saat itu.”
“Oh Ayah.” Isak tangis menahan kata-katanya.
“Ayahmu bilang, saya tidak boleh pulang kalau tidak sama kamu. Dan akhirnya, kita baru bisa hari ini di sini.”