Mohon tunggu...
Mugi Rahayu
Mugi Rahayu Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu rumah tangga dan Wiraswasta

Hobi saya membaca dan menulis. Menuangkan isi pikiran kedalam bentuk tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Raihan dan Sepak Bola

27 Oktober 2024   17:00 Diperbarui: 27 Oktober 2024   17:00 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kemenangan itu menjadi titik balik bagi Raihan. Dia mulai mendapatkan perhatian dari pelatih dan penggemar. Meskipun perjalanan menuju kesuksesan masih panjang, dia tahu bahwa dia telah menemukan jalannya kembali. Dengan semangat yang menyala, Raihan bertekad untuk terus berjuang, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk tim dan semua orang yang telah mendukungnya.

Bab 9: Menuju Impian yang Lebih Besar

Setelah kemenangan yang mendebarkan di turnamen, Raihan merasa semangatnya membara. Tim nasional junior telah mencetak sejarah, dan perhatian media mulai mengarah kepada mereka. Dalam beberapa minggu ke depan, Raihan dan timnya mendapatkan tawaran untuk bertanding melawan tim dari luar negeri. Ini adalah kesempatan emas untuk menunjukkan kemampuan mereka di panggung internasional.

Dalam persiapan menuju pertandingan tersebut, Coach Amir semakin intensif dalam pelatihan. Dia ingin memastikan bahwa setiap pemain siap menghadapi tantangan yang lebih besar. Raihan menyadari bahwa ini adalah kesempatan untuk membuktikan bahwa semua kerja keras dan pengorbanan selama ini tidak sia-sia.

Suatu malam, saat latihan, Coach Amir memanggil Raihan untuk berbicara. "Kamu sudah menunjukkan kemajuan yang luar biasa, Raihan. Tetapi ingat, di luar sana, akan ada banyak pemain yang lebih baik. Jangan pernah merasa puas. Teruslah belajar dan berlatih. Setiap pertandingan adalah pelajaran baru," katanya. Kata-kata pelatih itu menjadi dorongan tambahan bagi Raihan untuk terus berusaha lebih keras.

Di tengah persiapan, Raihan mengalami momen refleksi yang mendalam. Dia sering mengingat masa kecilnya, saat bermain bola di halaman rumah dan menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Dia sadar bahwa semua itu adalah bagian dari perjalanan yang membawanya hingga ke titik ini. Dia berjanji pada diri sendiri untuk tidak melupakan cinta dan kebahagiaan yang selalu menyertainya dalam bermain sepak bola.

Hari pertandingan melawan tim luar negeri tiba. Suasana di lapangan sangat meriah. Penonton memenuhi stadion, dan Raihan merasakan energi yang luar biasa. Dia tahu bahwa ini adalah kesempatan untuk membuktikan diri di hadapan banyak orang. Saat memasuki lapangan, dia melihat wajah-wajah penuh harapan dari para penggemar dan keluarganya.

Pertandingan dimulai dengan intensitas tinggi. Tim lawan menunjukkan permainan yang solid, dan Raihan merasakan tekanan yang semakin berat. Namun, dia tidak ingin mundur. Di babak pertama, Raihan memberikan umpan yang cemerlang yang mengarah kepada rekannya, tetapi bola berhasil ditangkap oleh kiper lawan. Dia merasa frustrasi, tetapi berusaha untuk tetap fokus.

Saat memasuki babak kedua, tim lawan mencetak gol pertama. Rasa cemas menyelimuti tim, tetapi Raihan tahu bahwa mereka tidak bisa menyerah. Dia mengingat semua latihan yang telah mereka lakukan dan bertekad untuk membangkitkan semangat timnya.

"Kita bisa! Ayo, tetap berjuang!" teriaknya, mencoba memberikan motivasi kepada rekan-rekannya.

Di tengah kebuntuan, Raihan mendapatkan bola di tengah lapangan. Dia menggiringnya melewati dua pemain lawan dan menemukan celah untuk menembak. Dengan percaya diri, dia melepaskan tendangan keras dari luar kotak penalti. Bola meluncur cepat dan... GOOOL! Raihan berhasil menyamakan kedudukan! Sorakan penonton menggema, dan rekan-rekannya berlari menghampirinya untuk merayakan gol tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun