Poltak menatap mata Berta dalam-dalam. Dengan pikiran kanak-kanaknya, dia mencoba menebak arah pertanyaan itu.
"Betullah kata umpasa Batak," katanya dalam hati, "pangaririt pe baoa pangariritan do borua." Soal cinta, laki-laki agresif tapi perempuan jauh lebih agresif.
"Bisa. Kalau hatimu dimasukkan ke pabrik es batu." Jawab Poltak berkelit, sambil tertawa.
"Ih, jahat. Ditanya baik-baik." Cubitan Berta mendarat di pinggang Poltak.
"Adoh! Sakit!"
"Bodo!"
"Gurunami! Poltak dan Berta berkasih-kasihan itu!" Jonder tiba-tiba berteriak mengadu. (Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H