"Kita ke Batu Gantung dulu, Anggia." Guru Arsenius menyebut tujuan pertama darmawisata.
"Olo, Abang," jawab Pak Jurumudi. Ternyata, jurumudi itu adalah adik sepupu Guru Arsenius.
Kapal mundur. Lalu putar haluan menuju Batu Gantung di kampung Sibaganding.
Objek darmawisata itu berada atas tebing andesit di sisi timur Danau Toba, tepat di bawah jalur jalan raya Parapat-Siantar.
"Gurunami, apakah benar Batu Gantung itu tadinya gadis cantik dan anjingnya?" Berta bertanya.
"Menurut legenda, ya, begitulah," jawab Guru Arsenius.
"Ceritakanlah kepada kami, Gurunami," pinta Tiur.
"Iya, Gurunami," timpal anak-anak yang lain.
Anak-anak spontan merubung Guru Arsenius, berharap mendengar kisah Batu Gantung.
"Baiklah. Pak Guru akan ceritakan kisah yang dulu dikisahkan ompung Pak Guru, ya.”
“Dahulu kala di huta Siuhan di sebelah utara sana, hiduplah suami-istri nelayan danau dengan anak gadis mereka. Anak gadis itu, namanya Taruli, cantik dan baik hati.