Mohon tunggu...
Seniya
Seniya Mohon Tunggu... Ilmuwan - .

Tulisan dariku ini mencoba mengabadikan, mungkin akan dilupakan atau untuk dikenang....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kisah Hakim Bao dan Para Pendekar Penegak Keadilan (Pendahuluan)

30 Maret 2018   14:59 Diperbarui: 19 Juni 2020   12:16 3463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Bagian 35 – Si Tua Liu Membatalkan Pertunangan; Feng Junheng Membalas Syair dengan Asal-Asalan

Setelah mengetahui bahwa keluarga Yan jatuh miskin, pamannya Liu Hong bermaksud membatalkan pertunangan antara putrinya dengan Yan. Di rumah pamannya Yan bertemu dengan Feng Junheng, keponakan dari bibinya Nyonya Feng yang juga menyukai putri Liu. Feng berusaha menunjukkan keunggulannya di hadapan Yan dalam hal membuat syair, namun hanya berakhir dengan mempermalukan dirinya sendiri.

Bagian 36 – Seorang Pelayan Wanita Kehilangan Nyawa dalam Taman, Seorang Pelayan Jahat Berusaha Merampok Jenazah

Xiuhong, pelayan wanita Nona Liu, ditemukan tewas tercekik dalam taman dan kipas milik Yan ditemukan di sampingnya. Di pengadilan Yan mengaku telah membunuh sang pelayan dan dimasukkan ke penjara. Mendengar berita bahwa Yan akan dihukum mati karena pengakuannya, Nona Liu yang merasa bersalah memutuskan untuk bunuh diri.

Bagian 37 – Sang Pelayan Kecil Melayani Tuannya Di Penjara; Seorang Pahlawan Membagi-Bagikan Uang

Bai Yutang alias Jin Maoshu datang ke kediaman Liu Hong dan menggagalkan upaya perampokan jenazah Nona Liu. Ia juga datang ke penjara untuk menemui Yan dan pelayan kecilnya.

Bagian 38 – Yumo Menghadang Tandu untuk Melaporkan Ketidakadilan; Demi Sahabat, Bai Yutang Mengirim Surat beserta Pedang

Bai Yutang menyuruh Yumo pergi ke Kaifeng untuk melaporkan kasus yang menimpa Yan Chasan kepada Bao. Bao pun memulai persidangan kasus tersebut dengan menanyai Yumo, Liu Hong, dan pengasuh Nona Liu yang bernama Tian.

Bagian 39 – Sang Sarjana Mengakui Kesalahan; Dua Orang Pendekar Bertarung

Berdasarkan keterangan Yumo, Bao akhirnya dapat memecahkan kasus kematian Xiuhong dan menghukum mati pelakunya. Sementara itu Zhan Zhao yang telah kembali ke Kaifeng disambut oleh teman-temannya dengan perjamuan makan. Ketika mereka sedang makan, seseorang menyusup ke dalam kantor Kaifeng dan Zhan berusaha menangkap orang tersebut.

Bagian 40 - Tiga Orang Pendekar Pergi Mencari Saudara Angkat Mereka

Tiada kabar dari Bai Yutang selama dua bulan sejak kepergiannya ke ibukota menyebabkan Lu Fang, pemimpin Lima Tikus dari Pulau Xian Kong, khawatir. Para saudara angkatnya, Han Zhang, Xu Qing, dan Jiang Ping pun menyusul ke ibukota untuk mencari adik kelima mereka tersebut. Sementara itu di ibukota Bai berencana menyusup ke istana agar namanya diketahui seluruh dunia dan untuk memancing Zhan Zhao.

Bagian 41 – Pengadilan Kaifeng Menyelidiki Tewasnya Kasim Guo An dan Goresan Syair Di Kuil Zhong Lie

Guo An, seorang kasim yang bertugas di taman kerajaan, merencanakan membunuh kepala kasim Chen Lin untuk membalas dendam kematian pamannya, Guo Huai. Namun ia ditemukan terbunuh di dalam kediamannya dan asistennya, kasim muda He Changxi, diikat sang pelaku di bawah pohon dedalu. Ketika bersembahyang di Kuil Zhong Lie, Kaisar Renzong menemukan tulisan syair di dinding kuil itu dan memerintahkan Perdana Menteri Bao untuk menyelidiki kasus ini dan membawa sang pelaku ke hadapannya.

Bagian 42 – Karena Salah Menangkap Penjahat, Terungkap Adanya Pengiriman Emas Curian

Zhao Hu mendapatkan informasi seseorang bernama Sun yang diduga berhubungan dengan kasus yang disedang diselidiki pengadilan Kaifeng sedang berada di sebuah penginapan, tetapi ketika ditangkap, orang itu ternyata adalah pelayan Gubernur Sun Zhen, cucu Guru Besar Pang Ji, yang berusaha menyelundupkan emas hasil korupsi yang disembunyikan dalam hadiah untuk ulang tahun kakeknya.

Bagian 43 – Guru Besar Kerajaan Menelan Penawar Racun yang Menjijikkan dan Membunuh Selir Kesayangannya

Dalam perayaan ulang tahun Pang Ji sang guru besar kerajaan terjadi insiden yang menyebabkan ia dan para tamunya terpaksa harus menelan penawar racun yang berasal dari kotoran manusia. Ketika mendatangi kediaman para selirnya setelah para tamu pulang, Pang mencurigai selir kesayangannya berselingkuh dengan laki-laki lain dan langsung membunuh mereka karena marah.

Bagian 44 – Seorang Pahlawan Menyelamatkan Seorang Gadis di Kuil Dewi Bunga dan Para Ksatria Kaifeng Mengungkapkan Nama Aslinya

Wang Chao dan Ma Han dengan menyamar sebagai orang biasa pergi ke Kuil Dewi Bunga yang sedang mengadakan perayaan meriah. Di belakang kuil itu seorang tuan muda jahat menculik seorang wanita, namun seorang pendekar berusaha menghalanginya sehingga menyebabkan perkelahian yang menyebabkan tuan muda itu terbunuh. Pendekar itu pun dibawa ke Kaifeng dan ternyata tak lain adalah Lu Fang, sang Tikus Penggerek Langit.

Bagian 45 – Lu Fang Dibebaskan, Ma Han Terkena Anak Panah Beracun, dan Xu Qing Tertangkap

Mendengar kabar kakak pertama mereka dibawa ke Kaifeng karena terlibat kasus pembunuhan, Han Zhang, Xu Qing, dan Jiang Ping menyusup ke kantor Kaifeng pada malam hari untuk membebaskannya. Ketiganya disambut oleh Zhan Zhao dan keempat pengawal Bao lainnya sehingga terjadi pertarungan yang menyebabkan Ma Han terkena anak panah beracun dan Xu Qing tertangkap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun