Mohon tunggu...
Mohamad Gozali
Mohamad Gozali Mohon Tunggu... -

Bergerak dan terus berkarya tanpa nanti tanpa tapi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Spiritual Love

30 Mei 2017   06:15 Diperbarui: 30 Mei 2017   06:53 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Betul Amin, ia tinggal bersamaku, waktu sepulang kerja aku dapati dia sedang nongkrong kedinginan disebuah tempat dekat tempat pembuangan sampah, trus aku samperin dia, aku tanya identitasnya, namun ia hanya bengong dan diam saja, singkatnya aku bawa ke rumah, esoknya baru aku tanya.” Cerita Taufik sambil berdiri dan melangkah mengambil peci yang terjatuh dari kastok.

“Terus......” tanya Amin semakin penasaran

“Setelah dia agak tenang dia bercerita sendiri, katanya dia dibawa dari pengajiannya ke tempat yang dia sendiri tidak tahu tempat apa itu. Katanya mereka bilang bahwa ia masih berhijrah.” Kata Taufik meneruskan ceritanya

“Ia kan tahu rutenya kemana saja, masa gak tahu daerah mana sih? Tanya Ami keheranan

“Ia bilang kalau dari tempat pengajian kedua matanya ditutup dengan kain tebal, dan baru dibuka setelah sampai ditujuan, di sana dibaiat, yang intinya ia harus patuh dan melakukan semua ajaran yang telah termaktub dalam kitab. Suatu ketika Falah berontak karena ia merasa ajaran golongan tersebut semakin meresahkan hatinya, maka ia minta untuk dikembalikan ke rumahnya, akhirnya falah dibawa dengan penutup mata dan dilempar dari atas kendaraan disebuah kawasan industri dekat pembuangan sampah atau limbah pabrik, nah di situlah aku menemukan dia.” Kata taufik buru-buru mengakhiri ceritanya karena melihat Falah berjalan menuju ruang tamu sambil membawa minuman.

“Silakan kopi dan snak biskuitnya sudah siap untuk dinikmati, saya ke belakang dulu takutnya air dari dalam panci tumpah sebab aku lagi ngrebus mie.” Kata Falah mempersilakan.

“Terima kasih ya.” sahut Amin

“Ya mas santai aja.” Jawab Falah sambil melangkah menuju ke belakang.

“Nah aku lanjutkan, aku ajak dia tinggal bersamaku di sini karena keluarganya belum ketemu, sudah beberapa minggu ini ia kusuruh ke Jakarta untuk menemui keluarganya di rumah, tapi sampai saat ini belum ketemu rumahnya, kata tetangganya orangtuanya sudah pindah di Bekasi, tapi gak jelas juga bekasinya di mana. Falah juga sudah coba hubungi via handphone tetapi nomornya sudah tidak ada yang aktif.” Kata Taufik

“Sebentar Fik, ia punya saudara gak?” tanya Amin

“Ia bilang ia anak semata wayang.” Jawab Taufik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun