Mohon tunggu...
Mohamad Gozali
Mohamad Gozali Mohon Tunggu... -

Bergerak dan terus berkarya tanpa nanti tanpa tapi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Spiritual Love

30 Mei 2017   06:15 Diperbarui: 30 Mei 2017   06:53 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak lama kemudian Amin menangkap sebuah sorotan cahaya yang ia kenal datang dari sepasang lampu depan metromini jurusan Kampungrambutan.

“Rambutan, rambutan....!” teriak kernet bus

Bus berjalan pelan dan akhirnya berhenti tepat di depan halte tempat Amin menunggu kedatangan bus kesayangannya. Tanpa menunggu lama Amin bergegas naik dari pintu belakang Bus.

Begitulah keseharian Amin, sehabis isya ia keluar untuk menjajakan dagangannya menuju proyek Taman Anggrek di bawah liukan jalan Tomang yang bersusun layaknya mainan Toys. Dan pulang hingga jam 3 pagi ke cilangkap tempat ia mengabdikan diri pada masyarakat kampung pondokrangon jakarta timur.

Amin seorang pemuda yang datang dari kampung tepatnya dari desa Kebondalem kota Pemalang Jawa Tengah. Ia memiliki tujuan yang berbeda dengan kebanyakan orang yang hanya materi, namun lebih dari itu ia bertekad mencari ilmu dan pengalaman sekaligus mengabdikan diri pada masyarakat dengan berdakwah.

Adalah Azrul seorang pemuda yang dicari keluarganya sampai detik ini belum juga diketemukan. Keluarga juga sudah menghubungi pihak kepolisian namun hasilnya masih nihil. Kemarin Amin juga didatangi kedua orang tua Azrul.

“Mas Amin, saya jadi gak habis pikir. Dia masih SMP sekolah juga belum kelar, sebelum meninggalkan rumah dia sempat bersitegang denganku. Mau berdakwah keliling Jawa dia bilang” Tutur pak Zuhdi ayah kandung Amin.

“Ya pak Zuhdi dan juga ibu, dia juga pernah menuturkan itu ke saya, penjelasan demi penjelasan sudah saya sampaikan ke dia, setelah itu dia malah gak nongol lagi di pondok sampai sekarang berarti sudah tiga bulan ini” Kata Amin

“Itulah mas, saya jadi penasaran sebenarnya dia ngaji apaan sih, kok sampai segitunya, kalau saya tanya dia malah pergi, selama ia pergi ada yang pernah memergoki dia di rumah. Kebetulan kami berdua sedang diluar. Setelah kabar itu ada barang-barang rumah tangga kami yang hilang, seperti televisi, sepeda, cincin dan perhiasan. Apa mungkin anak saya yang ambil? Kalau memang dia ya sudah gak masalah, tapi buat apa? Ya semua ini mungkin salah kami terlalu sibuk” kata bu Zuhdi dengan wajah sedih sambil menitikkan air mata.

“Pak Zuhdi dan ibu, anda harus bersabar jangan lupa sholat malam gak boleh bosan-bosan berdoa mengharap curahan rahmat dari Allah subhanahu wataala, karena kejadian ini bukan tanpa di sengaja, namun memang sudah diskenario oleh Allah Subhanahu wataala. Di dunia ini tidak ada istilah kebetulan tetapi semua adalah bagian dari rencana Allah subhanahu wata’ala”. Sahutku memberi semangat kepada keluarga pak Zuhdi.

Tidak terasa ternyata sudah setengah tahun kejadian ini berlalu. Disebuah bus jurusan Jakarta- Bogor Amin duduk disebelah anak muda dengan topi pet di kepalanya, memiliki tujuan yang sama yaitu ke Bogor. Lalu lalang para pedagang asongan menjajakan dagangannya. Maklum bus omprengan, jadi bebas saja para pedagang, pengamen, bahkan copet berada di dalam bus sepanjang perjalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun