Mohon tunggu...
Moch Farid Muqorrobin
Moch Farid Muqorrobin Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Santri & Mahasiswa STAI Al-Anwar Sarang Rembang

Progam Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pelabuhan Cerita Para Santri

18 Januari 2025   13:55 Diperbarui: 18 Januari 2025   13:55 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"teeettt, teeettt," bel yang menujukan kelas sudah selesai.

 

"Alhamdulillahirobbil'alamin," anak-anak lega karena bel sudah bunyi, terutama Dimas.

 

"Untung ae, aq gk di kon moco maeng,"[13] dengan lega Dimas karena tadi tidak di tunjuk untuk membaca.

 

Setelah kelas selesai, Dimas, Bagus, Thoriq langsung mengembalikan kitab, dan menuju pada lorong yang biasa mereka kumpul setiap selesai ngaji. Kali ini, Syafiq yang kemaren di sindir Si Thoriq ikut ngumpul. Anak-anak lain yang belum punya laptop maupun sudah juga, pada ngumpul.

 

"Namain apa tempat ini enaknya, di bahas bareng-bareng mumpung pada kumpul semua nih" Syafiq ngomong dengan nada mengajak diskusi.

 

Dimas menyahut, "Eh kemaren kan bagus ngmong, Karena lorong ini pas waktu itu sepi, (Namain Lorong Kematian ajalah ini tempat, apa kog sepi, nggak ada kehidupan sama sekali) ngomong gitu dia kemaren."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun