"teeettt, teeettt," bel yang menujukan kelas sudah selesai.
Â
"Alhamdulillahirobbil'alamin," anak-anak lega karena bel sudah bunyi, terutama Dimas.
Â
"Untung ae, aq gk di kon moco maeng,"[13] dengan lega Dimas karena tadi tidak di tunjuk untuk membaca.
Â
Setelah kelas selesai, Dimas, Bagus, Thoriq langsung mengembalikan kitab, dan menuju pada lorong yang biasa mereka kumpul setiap selesai ngaji. Kali ini, Syafiq yang kemaren di sindir Si Thoriq ikut ngumpul. Anak-anak lain yang belum punya laptop maupun sudah juga, pada ngumpul.
Â
"Namain apa tempat ini enaknya, di bahas bareng-bareng mumpung pada kumpul semua nih" Syafiq ngomong dengan nada mengajak diskusi.
Â
Dimas menyahut, "Eh kemaren kan bagus ngmong, Karena lorong ini pas waktu itu sepi, (Namain Lorong Kematian ajalah ini tempat, apa kog sepi, nggak ada kehidupan sama sekali) ngomong gitu dia kemaren."