Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dengan Mata yang Entah

20 Juli 2015   08:59 Diperbarui: 20 Juli 2015   08:59 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Bu Astuti.”

Dan bumi tempat pijakan Rida langsung bergoyang.  Membuat kaki Rida tak mungkin bisa menopang tubuhnya.  Rida betul-betul kaget.  Karena Astuti adalah nama ibunya.

Wajah itu begitu tenang.  Dibaringkan di atas meja.  Seperti ada seberkas senyum yang tertinggal di wajahnya.

“Hari-hari terakhir ini memang dia selalu tersenyum.  Kamu yang selalu menyuapinya, ya?” kata Bu Narsih.

Rida hanya mengangguk.

“Kamu siapanya?”

“Anaknya,” jawab Helga.

“Pantas.  Dia memang selalu bercerita tentang anaknya yang mungkin sudah sebesar kalian.  Dia selalu merasa kamu itu anaknya.  Dan dia selalu merasa siap mati karena sudah bisa ketemu kamu,” kata Bu Narsih.

“Tapi ....”

“Yang penting kamu sudah bisa berbakti, Rid,” hibur Helga.

Langit pun pecah.  Mendung yang dari tadi mengurung, mendadak tertumpah.  Bahkan petir terasa begitu aneh.  Tapi tak segemuruh hati Rida.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun