Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Buku Harian Shella

11 Juli 2015   08:20 Diperbarui: 11 Juli 2015   08:20 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mbak Salamah pun mencari di lemari yang khusus untuk menyimpan buku-buku Sevi.  Ayah Sevi memang sengaja menyediakan sebuah lemari khusus untuk buku-buku Sevi.  Tujuannya hanya satu, biar buku-buku Sevi tak berkeliaran ke mana-mana. Dan yang lebih penting lagi, agar Sevi tak selalu berteriak saat hendak berangkat sekolah hanya karena ada buku yang belum tertemukan.

Tapi bukan Sevi kalau tak teriak.  Sepertinya teriak sudah menjadi profesi Sevi.  Sehingga tak mungkin kebiasaan teriak itu musnah hanya gara-gara disediakan lemari khusus untuk menyimpan buku pelajaran Sevilla.

“Tidak ada di lemari, Vi,” kata Mbak Salamah setelah membongkar seisi lemari.

“Pokoknya cari sampai ketemu.  Soalnya guru bahasa Indonesia Sevi galak banget.  Kemarin aja si Roni hampir dimakannya hanya gara-gara lupa bawa buku catatan.  Sevi tidak mau masuk sekolah kalau buku bahasa Indonesia Sevi tidak ditemukan!” kata Sevi sambil masuk kamar dan membanting pintu kamar. 

Sebetulnya yang paling kasihan kalau Sevi marah adalah pintu kamar.  Dia selalu kebagian dibanting-banting kalau Sevi sedang marah.  Wajar saja kalau engselnya sudah lima kali diganti.

Mbak Salamah pun menjadi semakin panik.  Dan kalau Mbak Salamah sudah panik, bukannya tambah beres kerjanya.  Kalau sudah panik, penyakit Mbak Salamah adalah perut mules dan mesti buang-buang air sampai minimal tiga kali.  Kan jadi lama lagi mencari bukunya?

“Ini buku siapa?” itulah suara Shela.  Yang selalu lebih sabar dalam melakukan segala hal.  Lebih teliti dalam mencari.

“Apa?” tanya Sevi dari balik pintu.

“Ini buku bahasa yang kamu cari kan?” tanya Shela sambil menenteng buku bahasa yang memang sedang dicari Sevi.

“Memang ada di mana, Kak Shela?” Sevi mencoba baik hati, walau sebetulnya hati Sevi dongkol karena Kak Shela selalu muncul bagai pahlawan untuk dirinya.

“Ada di tas kamu.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun