“Memang surat pindahnya sudah diurus?” tanya Bunda Sevi.
“Sudah beres semua.”
***
Pagi ini, pagi pertama Sevi bangun di kamar sendirian. Tanpa Kak Shela. Orang yang dibenci Sevi selama tiga bulan di rumahnya. Kak Shela selalu menjadi pujaan Ayah. Juga Bunda. Seakan-akan Kak Shela selalu baik. Sedangkan Sevi selalu kebagian yang buruknya.
Ayah dan Bunda tidak tahu kalau Sevi benar-benar dendam pada Kak Shela. Terutama karena Kak Shela telah merebut Rido. Sevi menyukai Rido. Sevi juga yakin kalau Rido juga menyukai Sevi. Tapi Kak Shela telah merebut Rido. Bagimana Sevi tidak marah?
Sevi juga dibuat kesal karena Kak Shela yang telah mempengaruhi Ayah dan Bunda Sevi agar tak mengijinkan Sevi ikut kemping bersama teman-temannya.
“Huh!” Sevi menghela nafas.
Kebetulan hari Minggu. Sevi tak perlu buru-buru bangun. Masih ingin bersantai-santai. Seperti di pantai.
Iseng Sevi membuka laci bekas buku-buku Kak Shela. Ada buku yang tertinggal. Ternyata buku harian. Sevi hendak membukanya, tapi ragu. Ini pasti banyak rahasia Kak Shela. Dan tak baik mengintip rahasia orang lain.
Tapi hati Sevi juga menyuruh Sevi untuk membuka buku harian itu. Dengan hati-hati, Sevi membuka buku harian Shela.
Halaman yang terbuka ternyata tanggal 7 Januari. Langsung saja mata Sevi melotot. Karena baris pertama sudah membuatnya terperangah.