Sevi, maafkan Kak Shela, ya? Karena Kak Shela sayang sama kamu maka Kak Shela rebut Rido dari kamu. Tidak, ini bukan karena aku mencintai Rido. Bukan. Ini aku lakukan justru karena aku sayang kamu, adikku.
Kamu mungkin belum tahu, Adikku. Rido itu sudah terkenal sebagai Play Boy di sekolah. Aku tak ingin kamu dipermainkannya. Makanya, aku halangi dia mendekatimu. Sebetulnya, Kakak ingin sekali mengatakan ini. Tapi Kakak yakin kamu tak akan mempercayainya. Biarlah. Nanti juga kamu akan mengerti saat aku pergi. Aku akan tinggalkan buku harian ini. Biar adikku baca dan tahu kenapa Kakak menjengkelkan.
Hari ini aku sedih. Sedih sekali.Â
Terutama saat melihatmu sedih, Adikku. Tapi hanya ini yang dapat aku lakukan. Sebagai rasa sayangku padamu.
Kak Shela, ternyata kamu ingin menyelematkanku, ya? Air mata Sevi pun tak tertahankan lagi. Sevi memang sekarang sudah tahu. Rido sudah beberapa kali menyakiti teman Sevi. Tapi Sevi baru tahu kalau Kak Shela berbuat ini semua demi Sevi.
Sevi membuka halaman lainnya.
Sevi,
Lagi-lagi Kakak harus melukai hati kamu. Kakak harus menyampaikan sesuatu pada Bunda dan Ayahmu agar kamu tak jadi pergi kemping. Karena aku tahu. Ada teman-teman kamu yang hendak berbuat jahat kepadamu. Aku tahu dari Ranti. Dia sempat mendengar obrolan mereka.Â
Sehingga satu-satunya yang bisa Kakak lakukan ya, melarangmu pergi. Karena kamu tak mungkin percaya dengan apa yang didengar Ranti.
Maaf, adikku. Kalau aku harus menumpahkan air matamu lagi.
Sevi baru menyadari. Tapi kenapa terlambat. Tiga bulan Sevi telah membenci Kak Shela. Banyak kata-kata Sevi yang mungkin telah menyakitinya.