“Apa?” potong Zaki yang seakan sudah tahu tujuan kedatangan Sevi dan adiknya.
“Ayahku beberapa kali dapat SMS dari ..” kata Oca.
“Dari mamaku, ya?” potong Zaki lagi. Kali ini sambil tertawa. Keras sekali. “Oh itu?”
Oca dan Sevi saling pandang. Ada begitu banyak pertanyaan yang berjubel-jubel di kepala mereka berdua. Mengapa Zaki tertawa? Bahkan tertawanya keras sekali?
Hup!
Zaki pun langsung sadar. Tertawanya terlalu lebar. Hampir saja seekor lalat nyasar. Untung tidak sampai masuk mulut lebarnya.
“Maaf. Bukan maksudku untuk menertawakan kalian. Maaf. Sekali lagi, maaf,” kata Zaki dengan penuh takzim.
“Memang ada apa, Zak?” tanya Sevi.
“Begini....” Zaki pun menceritakan semuanya. Dari awal sampai akhir. Dari A sampai Z.
Sevi manggut-manggut.
Oca tersenyum saja.