***
“Pertama kita ke mana, Kak?” tanya Oca. Nafasnya terengah-engah. Karena jalan kaki jauh sekali. Baru pertama Oca merasakannya. Dan memang capai juga.
“Ke rumah Tante Ros,” jawab Sevi yang juga terengah-engah.
“Ngapain, Kak?”
“Ya, bilang baik-baik. Jangan mengganggu rumah tangga orang?”
“Kakak, tahu tempatnya?”
“Tahu dong. Kakak kan juga seorang detektif.”
“Halah.”
Mereka berdua terus menyusuri jalan itu. Tak ada ojek, sehingga mereka berdua berjalan kaki. Untung jalanan tidak becek. Walaupun tak ada ojek, tak masalah.
Sampai di depan rumah. Rumah yang terlihat megah. Sevi mencoba mencocokkan alamat yang ada di tangan dengan nomor rumah yang ada di depannya. Cocok. Berarti ini rumah Tante Ros. Berdua memasuki halaman.
“Tok, tok, tok!”