“Silakan, silakan. Aku sedang baca buku kamu, nih. Hampir selesai,” suara itu menebar keramahan yang tak biasa.
“Bagaimana?” tanya Fitri.
“Bagus. Kata-katanya indah,” jawab Ica bersemangat.
“Maksudku keadaanmu, Ca?”
“Ooooh. Alhamdulillah baik.”
“Kapan-kapan kalau kau mau, aku ajak ke tempat kumpul aku dan teman-temanku.”
“Yup. Senang sekali. Pasti hebat-hebat mereka.”
***
Ica sekarang begitu akrab dengan Fitri. Tak ada dendam di hati Fitri. Fitri senang bisa berteman dengan Ica.
Ica sekarang berlatih menulis. Fitri selalu menjadi komentatornya. Ica senang setiap kali tulisannya dikomentari Fitri. Sampai suatu hari.
“Fit, Fitri!” panggil Ica.