"Alif. Kelas delapan dua. Kalau ada yang buli kamu, bilang aja la;au kamu itu masih saudara saya," katanya.
Kami pun turun di depan sekolah. Sekolah sudah ramai. Sudah banyak anak yang datang.Â
***
Sevi, adik Hamda juga dipindah ke SD Negeri. Tujuannya hanya satu. Tak ada lagi uang untuk biaya sekolah di sekolah swasta yang memang mahal.
Bunda. Kadang menangis sendiri. Di tengah malam. Sepi. Hamda tahu itu. Maka ada kepikiran oleh Hamda untuk bisa membantu bundanya.
Hamda bukan anak cengeng. Hamda bukan seorang anak manja. Hamda harus bisa berusaha. Hamda pun berpikir bagaimana membantu bundanya.
"Berjualan. Tapi apa ya?"
Hamda ingat Alif. Tadi siang Alif terkesan dengan Pin gambar bola. Apalagi sekarang sedang ada Euro 2012. Alif minta satu. Kenapa Hamda tidak jualan pin bintang-bintang bola yang sekarang sedang berlaga di Polandia dan Ukrainia?
"Besok aku pesan sama Tante Fatimah," kata Hamda dalam hati. Hamda ingat sama Tante Fatimah. Adik Bundanya yang berjualan permainan anak di Pondok Gede. Pasti Tante Fatimah punya banyak.
Betul.
Saat Hamda membawa Pin pesebakbola seperti Ronaldo, Roony, Van Persee, pin itu langsung ludes. Bahkan beberapa anak yang tak kebagian langsung memesannya. Ada juga yang memesan poster.