Seorang perempuan tua keluar dari balik kain yang ditarik seperti pembatas kamar. Menebar senyum kepada Sabrina. Juga kepada Dwi yang masih terpaku membisu di belakang Sabrina. Sabrina memeluk perempuan tua itu. Tak canggung. Walau perempuan tua itu memakai baju dekil nan kumal.
"Nenek," panggil Sabrina.
"Siapa itu?" tanya perempuan tua yang tadi dipanggil nenek oleh Sabrina.
"Sahabat baikku. Namanya Dwi Purnamasari. Bintang kelas dia, Nek," kata Sabrina menjelaskan.
"Ayo masuk!" ajak Sabrina lagi.
Dwi masih bingung sendiri. Rumah siapa yang ada di depannya? Betulkah ini rumah Sabrina yang selalu diantar mobil oleh ayahnya. Atau Sabrina sengaja mengajak ke rumah orang lain?
"Jangan bengong, ayo masuk! Katanya mau main ke rumahku?" kata Sabrina masih dengan senyum manisnya itu.
"Tapi...."
"Nanti aku jelaskan. Masuklah dulu," kata Sabrina.
Ternyata, oh, ternyata Sabrina ini cucu Nenek Niah. Dari kecil Sabrina hanya tahu Nenek Niah. Dan tak pernah tahu ibu serta bapaknya. Menurut cerita nenek Niah, Ibu dan Bapak Sabrina sudah meninggal. Karena sakit. Karena tak ada uang, mereka tak bisa berobat dan akhirnya harus menghembuskan nafas terakhir dan meninggalkan Sabrina sendiri. Sabrina pun akhirnya diasuh Nenek Niah.
"Yang suka mengantar Sabrina?"