Mohon tunggu...
Muhammad Mishbakhul Huda
Muhammad Mishbakhul Huda Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia SMA Taruna Nusantara Magelang

Literasi merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan. Melalui literasi kita bisa mengetahui dunia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Cerpen "Saksi Mata" (Kajian Stilistika)

29 November 2023   08:09 Diperbarui: 29 November 2023   08:24 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Dari kutipan di atas, kata bego merupakan salah satu hasil dari dialek Betawi. Bego berarti tolol atau sangat bodoh. Penggunaan kata bego dimaksudkan untuk mengungkapkan kekesalan Hakim terhadap pengakuan Saksi Mata.

"Haa? Pakai sendok? Kenapa?""Saya tidak tahu kenapa Pak, tapi katanya mau dibikin tengkleng.""Dibikin tengkleng? Terlalu! Siapa yang bilang?"

 Pada kutipan di atas, frasa mau dibikin merupakan dialek Betawi yang diartikan sebagai akan dibuat. Penggunaan frasa itu dimaksudkan Seno untuk menegaskan tujuan orang yang mengambil mata si Saksi Mata itu.

"Lima Pak.""Seperti apa mereka?""Saya tidak sempat meneliti Pak, habis mata saya keburu diambil sih.""Masih ingat pakaiannya barangkali?"

Kata keburu dalam kutipan di atas, dapat diartikan sebagai "terlanjur". Penggunaan kata keburu dimanfaatkan oleh Seno sebagai pengasan yang dilakukan oleh Saksi Mata terhadap kenyataan bahwa ia tidak sempat meneliti seperti apa orang yang mengambil matanya itu.

c. Pemanfaatan Sinonim

Pemanfaatan sinonim dalam cerpen ini hanya digunakan untuk menggantikan nama tokoh dalam sebuah percakapan maupun dalam kalimat tidak langsung. Untuk menggantikan tokoh Saksi Mata, Seno menggunakan kata bego, saudara, saudara Saksi Mata. Berikut kutipannya:

"Tentu saja, bego! Maksud saya siapa yang mengambil mata saudara pakai sendok?""Dia tidak bilang siapa namanya Pak.""Saudara tidak tanya bego?"

Penggunakan kata bego ini dimanfaatkan Seno saat Hakim mulai kesal dengan pernyataan yang diberikan oleh Saksi Mata. Penggunaan kata bego juga dapat dimaknai bahwa orang kecil tidak dapat disederajatkan dengan orang yang mempunyai kedudukan. Di sini digambarkan bahwa Hakim mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Saksi Mata.

"Jadi saudara melihat seperti apa orangnya kan?""Saya Pak.""Coba ceritakan apa yang dilihat mata saudara yang sekarang sudah dimakan para penggemar tengkleng itu."

Penggunaan kata saudara pada kutipan di atas, dimaksudkan oleh Seno untuk menggantikan nama tokoh Saksi Mata. Selain itu, sapaan saudara dianggap lebih sopan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun