Mohon tunggu...
Muhammad Mishbakhul Huda
Muhammad Mishbakhul Huda Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia SMA Taruna Nusantara Magelang

Literasi merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan. Melalui literasi kita bisa mengetahui dunia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Cerpen "Saksi Mata" (Kajian Stilistika)

29 November 2023   08:09 Diperbarui: 29 November 2023   08:24 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada kutipan di atas terlihat penggunaan frasa saya pak untuk menjawab pertanyaan yang diberikan Hakim kepada Saksi Mata. Penggunaan ini hanya sebatas cara tidak ada makna lain dari penggunaan frasa ini yang berulang-ulang.

Selain penggunaan repetisi pada percakapan, seperti dicontohkan pada kutipan di atas, repetisi juga digunakan pada kalimat tidak langsung. Berikut kutipannya:

Dari lobang1 pada bekas tempat kedua matanya mengucur2 darah yang begitu merah3 bagaikan tiada warna merah yang lebih merah dari merahnya darah yang mengucur perlahan-lahan dan terus menerus dari lobang mata itu.

Dari kutipan di atas terdapat tiga repetisi pada tiga kata yang berbeda. Repetisi pertama (1) terjadi pada kata lobang. Pengulangan kata ini dilakukan untuk menegaskan bahwa darah yang mengalir merupakan darah dari lobang mata Saksi Mata. Repetisi kedua (2) terjadi pada kata mengucur yang digunakan untuk menegaskan bahwa darah dari lubang bekas mata Saksi Mata terus keluar. Repetisi ketiga (3) terjadi pada kata merah yang digunakan untuk mempertegas warna darah yang keluar dari mata Saksi Mata tersebut.

Darah membasahi pipinya, membasahi bajunya, membasahi celananya, membasahi sepatunya, dan mengalir perlahan-lahan di lantai ruang pengadilan yang sebetulnya sudah dipel bersih-bersih dengan karbol yang baunya bahkan...

Dari kutipan di atas, terdapat repetisi pada kata membasahi. Kata ini digunakan sebagai penegasan atas darah yang keluar dari lubang mata Saksi Mata. Darah itu mengalir mulai dari mata kemudian turun hingga mencapai lantai ruang sidang.

 Darah1 masih menetes-netes perlahan-lahan tapi terus-menerus dari lobang hitam bekas mata Saksi Mata yang berdiri seperti patung di ruang pengadilan. Darah mengalir2 di lantai ruang pengadilan yang sudah dipel dengan karbol. Darah mengalir memenuhi ruang pengadilan sampai luber melewati pintu menuruni tangga sampai ke halaman.

Pada kutipan di atas, terdapat dua kali repetisi pada dua kata, yaitu (1) darah dan (2) mengalir. Repetisi kata darah sebagai penegasan bahwa yang keluar dari lubang mata Saksi Mata yang berada dalam ruang pengadilan. Kemudia repetisi kata mengalir, digunakan untuk menegaskan bahwa darah yang keluar dari mata Saksi Mata tersebut telah merembet dan membasahi seluruh ruangan pengadailan itu.

b. Majas Hiperbola

Majas hiperbola digunakan untuk mengungkapkan sesuatu hal dengan berlebihan juga. Majas ini digunakan untuk memberikan gambaran tentang sesuatu sehingga mampu memberikan efek yang lebih mendalam.

Dari lobang pada bekas tempat kedua matanya mengucur darah yang begitu merah bagaikan tiada warna merah yang lebih merah dari merahnya darah yang mengucur perlahan-lahan dan terus-menerus dari lobang mata itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun