Dari kutipan di atas, kata bego merupakan salah satu hasil dari dialek Betawi. Bego berarti tolol atau sangat bodoh. Penggunaan kata bego dimaksudkan untuk mengungkapkan kekesalan Hakim terhadap pengakuan Saksi Mata.
"Haa? Pakai sendok? Kenapa?""Saya tidak tahu kenapa Pak, tapi katanya mau dibikin tengkleng.""Dibikin tengkleng? Terlalu! Siapa yang bilang?"
 Pada kutipan di atas, frasa mau dibikin merupakan dialek Betawi yang diartikan sebagai akan dibuat. Penggunaan frasa itu dimaksudkan Seno untuk menegaskan tujuan orang yang mengambil mata si Saksi Mata itu.
"Lima Pak.""Seperti apa mereka?""Saya tidak sempat meneliti Pak, habis mata saya keburu diambil sih.""Masih ingat pakaiannya barangkali?"
Kata keburu dalam kutipan di atas, dapat diartikan sebagai "terlanjur". Penggunaan kata keburu dimanfaatkan oleh Seno sebagai pengasan yang dilakukan oleh Saksi Mata terhadap kenyataan bahwa ia tidak sempat meneliti seperti apa orang yang mengambil matanya itu.
c. Pemanfaatan Sinonim
Pemanfaatan sinonim dalam cerpen ini hanya digunakan untuk menggantikan nama tokoh dalam sebuah percakapan maupun dalam kalimat tidak langsung. Untuk menggantikan tokoh Saksi Mata, Seno menggunakan kata bego, saudara, saudara Saksi Mata. Berikut kutipannya:
"Tentu saja, bego! Maksud saya siapa yang mengambil mata saudara pakai sendok?""Dia tidak bilang siapa namanya Pak.""Saudara tidak tanya bego?"
Penggunakan kata bego ini dimanfaatkan Seno saat Hakim mulai kesal dengan pernyataan yang diberikan oleh Saksi Mata. Penggunaan kata bego juga dapat dimaknai bahwa orang kecil tidak dapat disederajatkan dengan orang yang mempunyai kedudukan. Di sini digambarkan bahwa Hakim mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Saksi Mata.
"Jadi saudara melihat seperti apa orangnya kan?""Saya Pak.""Coba ceritakan apa yang dilihat mata saudara yang sekarang sudah dimakan para penggemar tengkleng itu."
Penggunaan kata saudara pada kutipan di atas, dimaksudkan oleh Seno untuk menggantikan nama tokoh Saksi Mata. Selain itu, sapaan saudara dianggap lebih sopan.