"Tanti pingsan Fahri, untunglah kamu datang. Kami mau membawanya ke klinik. Tolong kamu bopong dia ke motor ya, " pinta Ibu padanya.Â
"Iya Tan,"Â
Dia segera membopong tubuh Tanti ke mobil, lalu segera melajukannya ke klinik bersama ibu. Sementara aku menyusul di belakang menggunakan sepeda motor.
Sampai di klinik, aku dan ibu menemani Tanti di periksa oleh dokter perempuan.Â
"Bagaimana dokter, anak saya cuman masuk anginkan? Dari semalam dia tidak makan apa-apa. Dia terlalu ketat dietnya," Ibu terlihat sangat khawatir.Â
"Tunggu dulu Bu, Â dokter belum selesai memeriksanya," bisikku di telinga ibu.Â
Mendengar pertanyaan dari ibu, dokter itu tidak langsung menjawab. Dia kembali memeriksa perut bagian bawah adikku. Setelah selesai, dia baru  berkata,
"Anak Ibu tidak apa-apa, hanya sedikit lemah karena kehamilannya. Untuk dietnya bisa distop dulu yah..."
"Aa...apa dok? Ha..hamil ?" tanya Ibu tanpa menunggu penjelasan dari dokter.
Dokter itu hanya menjawab dengan anggukan kepala. Ibu yang sangat terkejut langsung lemas dan terjatuh.Â
Aku segera memapah ibu menuju kursi ruang tunggu di depan, meninggalkan adikku yang mulai siuman bersama dengan sang dokter.Â