Aku terkekeh membayangkan bau minyak itu dengan bau parfum menyengat yang dipakai Tanti.Â
Tanti tersinggung dengan tertawaku,"Kalau iri bilang saja, Â gak usah ngetawain orang kaya gitu,"
"Sudah sudah gak baik ribut pagi-pagi, "
"Jadi kalau ributnya selain di waktu pagi bagus yah Bu?"
"Kamu juga Wang, jangan bikin kesel adikmu kenapa? "
Aku mingkem juga mendengar kata-kata ibu. Terus saja Ibu membela Tanti. Anak bungsu memang selalu jadi kesayangan.
Aku tinggalkan ibu dan adik perempuanku ke kamar.Â
"Lebih baik membaca novel daripada melihat langsung adegan sinetron, " kataku sambil memilah buku di rak.Â
Terdengar teriakan Ibu dari luar. Â Aku segera berlari menghampiri. Â
Kulihat Tanti sudah tergeletak pingsan di pangkuan ibu.
"Tanti kenapa Bu? "Â