"Tiba-tiba dia jatuh pingsan, tolong kamu gosok-gosokan minyak ini ke hidung, ke kaki, ke tangan apalah semua badannya  cepat! " perintah Ibu.Â
Aku langsung melaksanakannya. Aku gosok minyak cap kapak yang memiliki aroma khas nenek-nenek ke telapak kaki, Â dan tanganya, Â tidak lupa ke bawah hidungnya juga. Tetapi tidak ada tanda-tanda dia akan segera siuman.Â
"Kaosnya terlalu ketat nih Bu, " kataku saat hendak menggosokan minyak ke bagian dada.Â
"Dari bawah sajalah kamu buka, Â gosok juga bagian perutnya. Pasti masuk angin gara-gara gak makan dari semalam, "
"Bawa ke klinik saja yah Bu, gak bangun-bangun nih dari tadi, "
Ibu mengiyakan usulku.Â
"Tapi bagaimana bawanya, Â pasti berat bawa orang pingsan,"
"Kita bawa pake motor. Â Nawang kuat koq kalo cuma gendong sebentar, nanti pas jalan ibu yang jaga di belakang,"
Aku segera menyiapkan motor di teras rumah. Saat aku kembali masuk ke dalam, datang seseorang yang ternyata adalah laki-laki yang sedang ditunggu Tanti.Â
Deg, Â jantungku berdetak lebih cepat saat pandanganku dan laki-laki itu bertemu. Sialan kenapa harus dia sih? Laki-laki bernama Fahri itupun tampak kaget melihatku. Namun, Â dia segera mengalihkan pandangannya ke arah ibu dan adikku.Â
"Tanti kenapa Tante? " tanya laki-laki itu saat melihat keadaan adikku.