Mohon tunggu...
Mia Ismed
Mia Ismed Mohon Tunggu... Guru - berproses menjadi apa saja

penyuka kopi susu yang hoby otak atik naskah drama. pernah nangkring di universitas negeri yogyakarta angkatan 2000. berprofesi sebagai kuli di PT. macul endonesa bagian dapor

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Lelaki Langit

5 Oktober 2019   18:32 Diperbarui: 5 Oktober 2019   18:54 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Matahari terlambat membangunkanku. Kulihat jam beker di sudut meja juga masih mendengkur dengan nyenyak. Barangkali aku lupa memberikan komando hingga ia lupa kewajiban. Kusingkap tirai putih yang sedari tadi menunggu, terlihat di luar beku, matahari dengan rapi mengemasi sinarnya.

Aku baru ingat kalau hari ini ada janji dengan tamu dari luar kota. Semalaman aku benar-benar terjaga setelah dua hari membawa tamuku keliling kota. Kuraih smartphone yang sedari malam kuanggurkan karena kantuk yang cepat meminangku.

"Ufft tiga belas panggilan tak terjawab." Rupanya nomor baru yang meneleponku berkali-kali. Kucoba dial kembali nomor itu.

"Hallo, selamat pagi."

"Pagi Tika cantik, susah banget ya hubungin kamu. Tik, hari ini aku batal ke Jakarta. Jadi, mungkin esok atau lusa aku baru meluncur ke sana"

"tunggu-tunggu, ini siapa ya?."

"aku teman Mario, bukankah dia sudah menceritakan padamu."

"sory sory saya lupa. ok aku tunggu kabar selanjutnya."

"see you."

Kulenturkan kembali tubuhku beberapa saat, penat sekali rasanya. Hari ini aku sepertinya memutar schedulku. Shoping? atau ke kampus? Langit-langit kamar seakan memberiku komando "Ingat skripsimu yang sudah lama tidur!" bayangan tulisan besar menampar jidatku.

Aku baru kepikiran kenapa tak sempat kutanyakan nama sebenarnya lelaki itu. Tempo hari Mario sempat bilang ada seorang yang ingin sekali mengenalku. Mungkin aku sudah terlanjur percaya sama Mario teman jurnalis yang menjadi pimred salah satu media di Yogyakarta. Jadi ku terima saja. Mengiyakan menemui tamu yang belum kukenal asal usulnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun