Mohon tunggu...
Adik Manis
Adik Manis Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

*A simple girl* *Penikmat & pelajar fenomena kehidupan*

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengatasi Pembullian Terhadap Anak

18 Oktober 2014   14:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:34 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang tindakan saya saat itu memang nampak tidak baik, tapi saya bersyukur karena saya melakukannya. Paling tidak, dari pengalaman saya itu, saya tahu bahwa mendidik tidak harus selalu dengan menggunakan kekerasan, mengingat karakter setiap anak memang berbeda-beda. Ada yang rajin dalam suatu hal & ada yang malas dalam hal itu tapi rajin dalam hal lain, sebab tak semua orang diciptakan untuk baik dalam semua hal agar bisa saling melengkapi.

Sehingga ketika mengajar, saya memang nyaris tak pernah marah tapi lebih cenderung kreatif untuk mengalihkan perhatian anak & sabar menjelaskan mengapa sesuatu hal tidak baik & apa dampaknya daripada marah, meski kadang marah juga dibutuhkan dalam konteks yang fatal. Karena seringnya marah akan hal-hal sepele akan membuat marah itu kehilangan wibawa & tidak bermakna sama sekali.

Dengan begitu juga, saya tidak memilki kepahitan terhadap orangtua saya. Kadangkala seorang anak mengalami kepahitan & trauma sepanjang hidupnya karena masalah masa kecilnya yang tidak terselesaikan. Yang bahkan orangtua & dia sendiri pun tidak mampu mengatasinya saat itu.

Belum lagi, saat SMA, teman-teman memang belum pernah sama sekali melihat saya marah. Jadi, ketika saat itu saya jengkel karena saat keluar main seorang teman saya membawa gunting saya keluar kelas tanpa izin sementara saya akan menaruh lambang yang baru saya beli di baju seragam baru saya karena tidak lama lagi guru akan masuk dimana setiap sebelum pelajaran dimulai atribut akan diperiksa, yang tidak lengkap akan disuruh keluar.

Saya benar-benar marah besar yang membuat semua teman-teman saya diam menyaksikan saya dengan wajah yang seperti tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Mungkin mereka kaget mengetahui ternyata saya bisa marah juga. Ahahaha.

Sehingga salah satu di antara mereka mengatakan “baru kali ini saya melihat Meyliska marah” ketika suasana sudah mulai kembali santai. Mulai saat itu teman-teman saya akan selalu meminta izin untuk memakai barang saya. Ahhaahaha.

Bahkan kasus pelecehan yang pernah hampir menimpa saya saat SMA, tepatnya di belakang kelas saat saya akan menuju ke kantin oleh teman kelas saya sendiri. Sehingga saya menghantamnya, meskipun begitu dia tertawa saja tanpa rasa bersalah. Lalu saya meninggalkannya.

Dan akhirnya, saat dia masuk ke dalam kelas saya memakinya dengan apa yang baru saja akan diperbuatnya kepada saya yang membuatnya malu karena dilihati oleh semua teman kelas dengan mata sinis & geleng-geleng kepala. Sejak saat itu dia tidak berani mengganggu saya lagi.

Biasanya, seorang perempuan tidak berani mengungkapkan hal itu kepada siapapun karena malu. Tapi bagi saya, saya harus melakukannya agar dia jera.

Bisa dibayangkan jika dia melakukan itu pada perempuan lain yang lemah bahkan ke tingkat yang lebih ekstrim karena menganggap bahwa perempuan itu lemah & tidak kuasa untuk membela dirinya sendiri. Sehingga memang perlu disadarkan bahwa perbuatan itu cukup memalukan & perempuan tidak selemah yang dia pikir.

Meski begitu, saya tidak pernah menceritakan hal-hal konyol apa yang sudah saya buat di luar kepada keluarga apalagi orangtua saya. Cukuplah mereka tahu bahwa saya baik-baik saja & memang tidak memerlukan pembelaan, karena memang toh tidak akan dibela. Wkwkkwkwk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun