Itu dari sudut pandang orangtua.
Dari Sudut Pandang Seorang Laki-Laki & Konsep Bela Diri
Lain cerita lagi dari sudut pandang ilmu bela diri & dari perspektif seorang laki-laki.
Seperti biasa, jika melihat berita-berita yang membuat saya gemas seperti itu saya biasanya mengajak si doi berdiskusi. Sekedar ingin tahu bagaimana cara dia merespon hal itu. Ya, paling tidak jika seandainya saya berjodoh dengan dia, paling tidak cara mendidik kami tidak saling berbenturan ketika diizinkan memiliki anak. Jika tidak berjodoh, paling tidak saya meminjam sudut pandangnya sebagai bahan pertimbangan.
Jadi, ketika saya bertanya “seandainya kamu punya anak yang bertanya bahwa apa boleh berantem? Kamu akan jawab apa?”.
Setelah diam beberapa lama, dia pun menjawab.
“Saya akan menganjurkan jika memang memiliki peluang untuk menghindar, sedapat mungkin untuk menghindar. Tapi jika sudah berusaha untuk menghindar, tapi situasinya memang sangat terdesak, ya apa boleh buat silahkan adakan perlawanan. Tapi setelah itu, jika kamu yang menang, kamu harus mau membantu temanmu untuk bangkit, kalau bisa obati lukanya & katakan bahwa kamu tidak suka diperlakukan seperti itu & minta maaf agar temanmu belajar bahwa tidak baik mengganggu orang lain."
Entah mengapa, saya langsung sepakat dengannya. Katanya, itu salah satu konsep dari ilmu bela diri. Saya baru tahu kalau dia pernah ikut perlombaan bela diri mewakili sekolah dulu. Dia mengatakan bahwa ilmu bela diri memang lebih menganjurkan untuk menghindar daripada berkelahi. Jurus-jurus bela diri baru bisa dikeluarkan ketika memang sudah sangat terdesak.
Mulai saat itu juga, saya diajari bagaimana teknik-teknik membela diri dalam menghadapi penjahat dalam keadaan terdesak, termasuk benda-benda apa yang harus selalu saya bawa sebagai perempuan. Ahahahah.
Jadi, saya cukup mengerti ketika anak SM saya yang berjenis kelamin perempuan yang sudah sabuk biru lebih memilih melapor kepada saya ketika dipukuli oleh teman laki-lakinya daripada membalasnya.
Jadi, saya akan menasehati anak perempuan ini agar jangan mau cari perkara sama teman yang memukulnya berhubung saya tahu anak SM saya ini cukup cerewet. Sedangkan teman laki-lakinya ini tak suka banyak bicara tapi langsung mengadakan aksi jika diganggu. Lalu saya menasehati anak laki-laki ini bahwa sama sekali tidak keren memukul seorang perempuan, itu bukan sikap seorang laki-laki ksatria.