Salah satu di antara mereka adalah teman duduk saya, dimana saya tidak suka ketika kelas berlangsung, dia dekat-dekat dengan saya (karena saat itu saya memang cukup pintar) tetapi saat keluar main, saya ditinggalinya.
Sekian lama saya sabar, akhirnya saat keluar main & akan masuk untuk mata pelajaran selanjutnya, saya memukul meja & menyuruhnya pindah dari tempat duduk saya, saya mengatakan kalau saya tidak butuh teman seperti itu.
Dia pun kaget & akhirnya pindah di bangku bagian depan. Lalu saya memanggil teman yang kurang pandai untuk menemani saya duduk. Seingat saya, teman-teman saya yang bergeng itu cukup tidak disukai oleh teman laki-laki karena jutek.
Setiap pulang sekolah, mereka akan mengolok-olok saya, biasanya saya dan teman duduk saya akan kembali membalas mengolok dengan gaya pantat bebek ketika jaraknya sudah cukup jauh lalu kami berlari & mereka mengejar kami. Wkwkwkwk
Dan akhirnya saat itu saya berteman dengan teman-teman yang tidak populer (dalam hal penampilan ataupun kepintaran) yang kadang juga menjadi sasaran bully. Dan pada akhirnya, entah angin apa yang menimpa para pembully saya itu, akhirnya mereka datang sendiri meminta maaf kepada saya sambil memeluk saya. So sweet. Ahhaaha
Sehingga ketika kami bertemu & bernostalgia mengenai itu, kami akan tertawa terbahak-bahak. Ahahaha.
Saat SMP, saya termasuk siswa yang cukup aktif dengan kegiatan ekstrakurikuler. Sehingga saya kadang mengabaikan pekerjaan rumah yang mengakibatkan saya selalu mendapat pukulan rotan dari mama sehingga kadang saya tidak masuk sekolah karena malu betis saya bengkak kebiru-biruan.
Jadi, kadang rotan itu saya buang di tempat sampah, lebih baik saya dipukul dengan menggunakan sapu daripada rotan itu, karena sakit sekali & meninggalkan bekas yang cukup memprihatinkan. Tapi sayangnya, selalu didapat lagi sama mama. Ahahaha.
Akhirnya, saat pulang sekolah, dimana pakaian saya belum saya cuci yang membuat mama marah & akhirnya memukul saya. Dimana untuk pertama kalinya saya melawan dengan menarik & merampas rotan itu dari tangan mama lalu membuangnya ke lantai yang membuat mama kaget.
Lalu saya mengatakan sambil menangis “saya tidak pernah membuat keluarga malu di luar sana, kenapa saya selalu diperlakukan seperti itu, seolah-olah saya sudah melakukan kesalahan yang besar sekali? Saya bukan anak kecil lagi!”. Mulai saat itu mama sudah tidak pernah memukul saya lagi. Hihihihi.
Well, orangtua tidak selamanya benar. Kadang, pembullyan juga dilakukan oleh orangtua sendiri tanpa disadari yang berdampak buruk pada anak karena kurangnya pengetahuan.