Mohon tunggu...
Meyfa Nur Isnaeni
Meyfa Nur Isnaeni Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII MIPA 7

Semangat!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bakti untuk Negeri

21 November 2021   07:27 Diperbarui: 21 November 2021   07:33 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Apa itu uda "

" Tolong panggilkan orang tua mu dek " . Perasaan ku sudah semakin tidak karuan.

" Baik uda"

" Terimakasih dek". Setelah itu Sunarti beranjak dari tpat duduknya dan memanggil ibunya.

" Bu, Pak bisa ke depan sebentar?. Katanya uda ingin menyampaikan sesuatu "

" Apa itu nak "

" aku juga tidak tahu bu, lebih baik kita ke depan saja sekarang ". Mereka berjalan menghampiri diriku yang sedang dudu di ruang tamu.

" ada apa nak ? " Tanya ibu sambil duduk

" Jadi begini Bu, rasanya yang aku akan katakan itu akan membuat bapa dan ibu terkejut. Tapi saya harap bapa dan ibu bisa mendukung saya. Jadi kedatangan saya kemari dengan buburu buru setelah saya menghadiri acara pengukuhan hannyalah satu hal. Nas datang kemari, di depan ibu dan bapa tapi bapa tidak ada, nas ingin mengutarakan niat baik nas. Tapi semoga niat ini ibu bisa Ridhoi . Jadi tanpa berpanjang panjang nas datang kemari ingin meminta Sunarti untuk mendampingi nas sampai maut memisahkan " uh, aku gemetar mati. Tapi aku melihat wajah terkejut dari Sunarti dan ibunya. Tapi, aku yakini wajah terkejut tersebut adalah bentuk ungkapan yang positif. Tapi di situ Sunarti tidak bisa berkata kata

" Dek sunarti, uda rasa, uda bukan lah seseorang yang baik, tapi uda setiap hari selalu berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Uda harap, Uda bisa menjadi menjalani sisa hidup Uda bersama Ade dengan penuh rasa cinta. Maka dari itu , dengar menyebut Bismilah maukah Adek menikah dengan Uda ". Aku berusaha meraih cincin yang ada di saku ku. Tapi di situ Sunarti terlihat sangat terkejut. Ia menangis tapi ada senyum kecil di pipinya

" Jangan menangis saja nak, jawablah " Ibu berusaha menenangkannya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun