" Ananda Abdul Haris Nasution bin Abdul Halim Nasution saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri kandung saya Yohana Sunarti binti Gondokoesoemo dengan maskawin seperangkat alat solat dan yang semuas 1000 meter persegi di bayar tunai "
" Saya terima nikah dan kawinnya Yohana Sunarti binti Gondokoesoemo dengan maskawin tersebut tunai ".
" Bagaimana para saksi "
" sah "
" Sah "
" Alhamdulillah " Ujar diriku.
Akhirnya aku dan Sunarti sudah resmi menjadi suami istri. Rangkaian pernikahan belum usai sampai di situ saja. Kami harus melakukan tradisi pernikahan sunda seperti meulum harupat, nincak endog dan saweran. Banyak tamu yang berdatangan baik dari keluarga Sunarti maupun teman-teman ku. Tapi sayangnya keluarga ku tidak ada yang hadir karena terpisah jarak dan juga keadaan yang tidak memungkinkan untuk ibuku bepergian disaat sakit. Acara selesai sampai pukul 15.00. setelah selesai aku langsung bersih bersih. Malampun tiba, kami masih melayani tamu-tamu yang masih keluarga sendiri. Aku berkenalan dengan setiap keluarga Sunarti mulai dari laman dan bibinya, sepupu dan keponakannya. Tak terasa malam semakin larut. Karena aku melihat Sunarti sangat kelelahan akun membiarkannya tidur terlebih dahulu.
Keesokan harinya, aku habiskan untuk mengemasi barang-barang, terutama barang-barang Sunarti. Karena ia akan aku bawa untuk tinggal dibandung. Sanggat di sayangkan aku hanya di beri cuti 2 hari untuk menikah jadi hari ini adalah hari terakhir ku cuti. Besok aku sudah mulai bekerja kembali. Tapi tidak apa-apa, sekarang ia sudah tinggal bersamaku jadi tidak masalah.
" Dek apa kamu akan bawa ini ? " aku menunjuk pada lukisan yang ia buat sendiri
" Aku rasa tidak Uda, tidak ada cukup ruang untuk menyimpannya "
" Tidak apa-apa bawa saja, kita bisa tenteng lukisannya "