" Bagaimana dengan Uda? Bagaimana kesibukan sekarang ? "
" Banyak sekali yang harus aku urus, karena nyatanya meskipun kita sudah merdeka masih ada masalah masalah yang di hadapi negeri ini "
" Iya, benar sekali uda " .
Kami terus berbincang, bercerita satu sama lain. Tak terasa hari sudah semakin sore. Tak ingin rasanya aku pergi meninggalkan kekasih hati. Tapi sayangnya tugas mengharuskan ku pulang.
" Sepertinya aku harus pamit sekarang dek, hari sudah semakin sore "
" Tak terasa waktu cepat berlalu " Sunarti menundukkan kepala
" Secepatnya Uda kemari lagi " aku berusaha membuat suasana hatinya membaik
" Ya sudah Uda "
Aku beranjak dari tempat dudukku dan izin pulang kepada ibu sunarti. Setelah aku izin pulang, aku lantas menaiki kendaraan ku.
" Assalamualaikum " ku teriakan dari dalam mobil dan mulai melaju.
Setelah sejenak pelepas penat aku kembali lagi beraktivitas seperti biasa. Rasannya hanya di tinggal satu hari saja tugasku sudah menumpuk. Keesokan harinya seperti biasa aku kembali disibukkan dengan tugas kantor yang menumpuk. Setelah aku pulang menemui kekasih ku, rasanya tak ingin aku berpisah dengannya lagi. Sebenarnya terbersit dalam hatiku untuk segera mempersunting nya tapi aku merasa aku belum punya cukup persiapan untuk memintanya mendampingi diriku sampai sisa usianya. Tapi setelah aku berpikir lagi, nikah itu suatu hal yang baik, dan bermakna ibadah. Setelah seharian penuh aku memikirkan hal ini aku merasa aku harus mempersunting nya segera. Setelah aku divisiku di kukuhkan aku akan segera pergi menemui nya.