Saat ini malam tanggal 30 September tahun 1965 aku baru saja pulang bekerja dan menghadiri pertemuan-pertemuan penting. Udara malam saat ini sangatlah panas Aku tidak bisa tidur karena terlalu banyak nyamuk. Tapi tiba-tiba di luar sangat berisik istriku Sunarti menyadari kedatangan sesuatu. Iya langsung mengintip kebalik pintu dan melihat segerombolan pasukan cakrabirawa di luar rumah. Ia langsung menggendong anak kami yang kedua yaitu Ade Irma yang masih berusia 5 tahun.
Sunarti : " Uda sebaiknya kamu pergi sekarang, biarkan kami disini "
Aku : " Tidak, untuk apa aku pergi, jika kalian ada disini "
Sunarti : " Uda, aku mohon pada mu pergilah, mereka pasti mencarimu. "
Aku : " Tidak, aku tidak bisa pergi begitu saja "
Sunarti : " kumohon uda, cepatlah pergi sekarang "
Aku : " Tapi dek ".
Sunarti : " Tidak ada tapi-tapian Uda, mereka semakin mendekat "
Aku : " Baik lah, jaga diri kalian, maaf kan ayah nak " aku mengecup kening kedua putriku
Aku pun pergi meninggalkan mereka dengan melompat tempik rumah dari belakang. Dan bersembunyi di rumah Dubes Irak. Aku berusaha mengintip keadaan di luar dan terlihat pasukan Cakrabirawa sedang mencari ku. Dan aku melihat ajudan ku Pierre dibawa oleh mereka.
" Dor Dor Dor Dor " terdengar suara tembakan, mereka memberondong rumahku dengan tembakan. Hatiku sangat gelisah, pemimpin macam apa yang meninggalkan keluarga nya demi menyelamatkan diri sendiri.