Mohon tunggu...
Meyfa Nur Isnaeni
Meyfa Nur Isnaeni Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII MIPA 7

Semangat!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bakti untuk Negeri

21 November 2021   07:27 Diperbarui: 21 November 2021   07:33 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada saat itu, pemerintah Kolonial Belanda mengadakan suatu proses untuk secepatnya mengisi kebutuhan akan perwira-perwira. Pada tingkat pertama semua peserta menjadi milisi biasa. Pada tingkat kedua dilakukan seleksi kembali, yang terpilih akan dinaikkan pangkatnya menjadi Bintara Bintara milisi. Kemudian di seleksi lagi, yang terpilih akan menjadi taruna-taruna langsung tingkat kedua Akademi atau menjadi calon perwira cadangan dengan pangkat pembantu letnan.

Hari pertama ku jalani dengan mengikuti kegiatan baris berbaris. Kehidupan menjadi tentara sangatlah keras dan benar-benar menuntut disiplin dan kemampuan untuk menyesuaikan diri. Setelah menjalani hari berbulan bulan di asrama pada bulan September 1940, aku naik pangkat menjadi kopral. Dan tiga bulan kemudian aku mendapatkan kesempatan untuk naik lagi menjadi sersan. Aku tak pernah menyangka perjalanan di kemiliterankuu sangat di mudahkan tuhan.

Pada zaman Jepang 1942-1945 aku bertugas sebagai pegawai kota praja Bandung yang kemudian berhenti bergabung dengan angkatan muda Bandung dan aku di angkat sebagai batalion pelopor. Pada saat kemerdekaan Indonesia diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 aku berada di Bandung. Senang rasanya mendengar bumi Pertiwi sudah merdeka. Sebagai mantan tentara Belanda Atau KNIL, aku berpikir saat itu untuk membentuk badan ketentaraan yang resmi untuk menjadi tulang punggung pertahanan dan keamanan. 

Untuk menampung aspirasi pemuda dalam bidang kemiliteran, setelah itu pemerintah lantas membentuk badan keamanan Rakyat ( BPK ). Aku diangkat sebagai penasehat di BPK Bandung. Selain itu pemerintah pada saat itu juga telah mendenkrit pembentukan tentara. Jendral Urip Sumoharjo yang merupakan mantan perwira KNIL diangkat menjadi kepala staf komani TKR. Di Jawa Barat penyusun TKR di serahkan kepada Didi Kartasasmita. Kemudian aku diminta untuk membantu Didi menjadi kepala staf komandemen TKR Jawa barat yang bermarkas di Tasikmalaya.

Waktu sangat cepat berlalu tak terasa tahun 1945 sudah berlalu saat ini tahun 1946. Pada tahun ini takdir menjadikanku panglima Divisi III atau Divisi Siliwangi menggantikan Arudji Kartawinata, dengan tugas pertamaku adalah berorganisasi dan mengkonsolidasi front Bandung untuk menghadapi Divisi Inggris. Selama di divisi Siliwangi kegiatan ku sangat lah padat.. Pada tahun ini kebijakan rasionalisasi dari pemerintah akibat siasat politik Belanda dengan membentuk Negara pasundan.

Di sela-sela kesibukan ku mempersiapkan Serangan terhadap Belanda. Rasa rindu yang tak terbendung karena sudah sekian lama tidak bertemu kekasih hati. Membuat ku pergi bertemu dengan Sunarti putri dari bapak Gondokusuman di Ciwidey. Pagi hari aku sudah berangkat dan sampai pada waktu makan siang.

" Assalamualaikum " Aku mencoba mengetuk pintu rumah Sunarti

" Waalaikum salam " jawaban salam yang tidak asing lagiterdengan dari dalam rumah diiringi langkah kaki. Sunarti membuka pintu dengan senyuman lebar

" Hay pujaan hati, apa kabar ? "

" Apa sih Uda, pakai pujaan hati segala " Sunarti tersipu malu

" Jawab dulu apa kabarnya ? "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun