Mohon tunggu...
Meliana JunitaAzhari
Meliana JunitaAzhari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Teruslah Berkarya

Allah as always number one

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sepenggal Kisah di Jenjang Pendidikan

12 November 2020   07:00 Diperbarui: 12 November 2020   08:36 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Aku sangat takut membicarakan nilaiku kepada Bunda. Takut mereka malah menghakimiku dan memarahiku tanpa mau mendengar penjelasanku lebih dulu. Mengingat bagaimana cerita Ayah dan Bunda dulu sekolah di sekolah yang lumayan favorit sedangkan aku memiliki nilai yang tinggi saja masih tidak bisa.

            Langit pun mulai gelap menandakan bahwa hari ini sudah malam. Ayah sudah pulang dan kami sedang berkumpul di ruang tengah dengan televisi yang menampilkan serial film remaja. Aku begitu gugup saat ini.

"Hei, bagaimana nilaimu?" Tanya Ayah kepadaku.

"Emm...." Aku sulit untuk mengungkapkannya. Ayah dan Bunda menatapku dengan tatapan menyelidik.

"Bilang aja sayang, gaakan kami marahin." Bunda berkata dengan begitu lembutnya.

Aku mengumpulkan keberanian untuk mengatakan nilai ujianku.

"Maaf Ayah, Bunda nilaiku tidak terlalu tinggi jadi aku daftar ke sekolah Negeri yang peluangku lebih banyak untuk sekolah di sekolahan itu." Jelasku kepada Ayah dan Bunda.

"Ah, iya tidak apa-apa. Semoga kamu keterima di sekolah itu ya. Bunda dan Ayah akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu." Bunda berujar dengan penuh ketenangan. Dan aku langsung menghambur ke pelukan hangatnya. Memeluknya dengan begitu erat.

Butuh beberapa hari untuk menunggu hasil penerimaan siswa baru. Aku yang menanti hasil itu sangat gugup. Apakah aku diterima di sekolah itu? Hanya 3 orang dari sekolahku yang mendaftar ke sekolah itu.

Hari dimana aku mendapatkan hasil penerimaan itu membuatku bertambah gugup. Wali kelasku menyuruh temanku untuk memberi tahu bahwa aku harus ke sekolah bersama orang tuaku.

"Yuna, kata bu Sulgi kamu ke sekolahnya sama Bunda kamu ya!" Perintah Ara kepadaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun