"Semangat anak Ayah." Ucap Ayah sambil mengecup keningku.
      Aku dan Bunda bergegas pergi menuju sekolah baruku. Jaraknya lumayan jauh, sekitar 10 KM dari rumah. Tapi aku tidak keberatan. Karena mencari ilmu itu wajib hukumnya.
      Benar kata Bunda, semua kejadian pasti ada hikmahnya. Aku bersyukur bisa masuk sekolah ini. Selama sekolah di sini aku dijadikan salah satu pengurus OSIS dan ekstrakulikuler yang aku geluti. Â
      Aku juga bersyukur mempunyai Ayah dan Bunda yang pengertian. Mereka selalu memberiku semangat. Tidak pernah meninggalkanku saat aku jatuh. Sejatinya orang tua akan menyayangi anaknya sendiri. Walau kelihatannya mereka cuek. Tapi hanya penyampaiannya saja yang berbeda. Sebenarnya mereka sangat menyayangi anaknya. Bunda seperti malaikat tak bersayap dan Ayah seperti pahlawan tanpa batas. Â