Sakit teramat sangat, istigfar pun begitu tak bisa terucap. Hanya mampu mengigit bibir kuat-kuat. Wajah memerah, keringat sebiji jagung mengalir deras. Urat-urat menonjol, pembuluh darah itu seakan makin membiru. Air mata tanpa sadar keluar. Kedua tangan memegang erat pada dua sisi ranjang. Hanya mengikuti intruksi. Menarik napas melalui hidung, lalu menghembuskan lewat mulut. Meniup-niup seperti meniup tungku anglo berlahan-lahan.
Ooeek! Ooeek!
Tangisan memecah keheningan. Kegugupan dan kecemasan yang mendera berganti rasa haru biru.
Senyuman terbit, bahagia terpancar, menyambut sang buah hati yang telah lahir. Kemana hilang rasa sakit, terbayarkan tunai.
Lahirlah satu kehidupan.
Bagaimana, Ibu?
Jadi Ibu?
Semangat masih berjuang!
Perjalanan belum berhenti, masih banyak yang dilalui lagi
~
Postingan hari ke 3