Nirma tidak mampu menjawab, hanya menangis dan menangis. Ibunya Nirma syok dan terus menatap putrinya. Ayah Nirma hampir memukul Nirma, tapi dihalangi Ibunya.
"Apa kamu sudah punya pacar?" tanya Ibunya Nirma.
Nirma hanya menggeleng dan tak mampu menjawab. Â Ayah Nirma langsung buka suara.
"Aku tidak sudi punya menantu yang menghamili anakku! mulai besok kamu ikut Mbahmu!" tidak sudi menikahkan anak yang masih belum cukup umur! memalukan!" bentak Ayah Nirma.
"Kamu mau ya Nak tinggal dikampung sama Mbah? kalau kamu sudah melahirkan, kamu bisa melanjutkan Sekolah lagi," ucap Ibunya Nirma.
"Iya Bu," jawab Nirma.
Ayah Nirma keluar dari kamar dan membanting pintu. Nirma merasa lega karena tidak jadi berbohong soal perkosaan. Nirma merasa lega karena Ayahnya tidak jadi memukulnya karena dihalangi Ibunya. Ibunya Nirma terus memeluk dan menasehati Nirma.
"Ya sudah, kamu jangan pikiran, jangan melakukan hal-hal aneh, kamu harus kuat ya?" ucap Ibunya Nirma.
"Iya Bu," jawab Nirma.
Nirma terkejut dengan nasehat Ibunya, bayangan Nirma Ibunya akan marah besar dan menyakiti Nirma, ternyata Ibunya yang membela Nirma saat Ayahnya akan memukul. Ibunya Nirma keluar menemui Ayahnya Nirma.
"Pak, sudahlah jangan terlalu keras pada anak perempuan Pak! kasihan Pak!" pinta Ibunya Nirma.