Â
Lamat-lamat suara seorang lelaki berteriak dari arah jalan setapak yang berada tepat di depan rumah. Hujan yang turun semalam, pagi ini berhenti seolah bosan. Menyisakan kabut dan titik air yang jatuh dengan malas dari pucuk daun cengkeh yang berjejer memagari kebun. Beberapa kupu-kupu nampak berterbangan tanpa sungkan, meliuk di antara rimbunan bunga saliara yang berwarna kuning. Di kejauhan bunyi tongeret dan koreak, saling menyahut tak mau kalah.Â
Â
"Bah... Abaaah!" lagi-lagi suara itu terdengar semakin mendekat.
Â
"Eeh...Udin, aya naon?" sahut ambu tergopoh membukakan pintu. Di luar mang Udin terlihat panik kebingungan.
Â
"Abah ada, Ambu?"
Â
"Ada Din, lagi di jamban... yap, hayu sini masuk dulu!" ajak ambu.
Â