“Ya, yang jadi pendamping Bapak nanti ibu mertuamu, Le.”
“Yang bener aja, Pak?!”
“Kalo kamu masih nggak percaya, coba kamu telpon Ningsih sekarang!”
Sementara Alif mencoba telpon istrinya, Nuning tampak tersenyum sambil geleng-geleng kepala, seolah gak percaya kalau tante Tyas itu ternyata cinta pertama Bapaknya.
Rupanya Teguh dan Tyas udah mengatur skenario soal rencana pernikahan mereka. Pada waktu yang bersamaan Tyas juga meminta persetujuan kepada Ningsih terkait rencana pernikahannya dengan Teguh, bapak mertuanya.
Perasaan Ningsih masih campur aduk ketika Alif menelponnya.
“Iya, Mas. Barusan ibu juga ngomongin itu. Aku juga kaget, Mas.”
“Kalo aku, sih, setuju aja. Malah seneng.”
“Iya, aku juga nggak ngira kalo Ibu itu cinta pertamanya Bapak.”
“Ya udah, Mas. Mau gimana lagi. Mungkin itu juga udah takdir mereka, ketemu lagi di masa tuanya. Semoga Bapak dan Ibu bahagia sampe akhir hayat mereka nanti.”
Di rumah Teguh. Setelah bisa mengendalikan emosinya, Nuning bertanya,