Mohon tunggu...
masrierie
masrierie Mohon Tunggu... Freelancer - sekedar berbagi cerita

menulis dalam ruang dan waktu, - IG@sriita1997 - https://berbagigagasan.blogspot.com, - YouTube @massrieNostalgiaDanLainnya (mas srie)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mahadewi

17 Juni 2022   15:21 Diperbarui: 30 Juni 2022   12:14 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lalu ruang kelam itu menjadi cerah. Kokok ayam jantan dan cicit unggas di pepohonan. Wanita itu menyeka airmata yang membasahi wajahnya.

Segelas air nira hangat , tersaji di sebuah batok kelapa. Mahadewi membenahi selendang ungu yang terjuntai di bahu dan menutupi sebagian rambutnya.

"Di luar sana , amat mengerikan. Wanita itu , dia mengejar-ngejarku...., memukuli tubuhku, berteriak memaki. Di luar sana, aku berlari menjauhinya..... Ia menjadi gila oleh amarah.... Aku takut melihat matanya, jeritannya, dan kukunya yang mencengkeram tubuhku.... ," Mahadewi terengah-engah  menuturkan ketakutannya.

"Sabar Nak....., tak akan seorangpun percaya ceritamu..... Jangan ceritakan kepada siapapun,karena bisa jadi kau yang dianggap  gila dan jahat.... Itulah dunia, seorang ibu tak pernah salah, dan seorang anak selalu salah.....," wanita itu menyeka airmata Mahadewi.... lalu mendekapnya hangat, layaknya seorang ibu.

Seketika pondok di belantara itu berubah menjadi sebuah bangunan yang dikitari pepohonan dan taman. Bergidik  , Mahadewi mengamati ruangan sekitarnya.

"Ibu....,ibuuuu....," ia memanggil  wanita tengah baya tadi. Wanita yang selalu ia rindukan dalam kehidupannya. Ia melewati ruang-ruang  sepi di rumah itu.

"Ibu? Kakak, siapa kamu?. Kamu mencari ibuku....... Ibu sedang di dapur......," bocah lelaki  itu menyapa dengan ramah.

"Saya Mahadewi....., maaf sudah merepotkan.... Saya hanya menumpang  berteduh semalam. Namamu siapa Dik? Usiamu berapa? Umur kakak sudah 16 tahun lho."

"Saya Aldar, sekarang 11 tahun Kak," bocah itu tersenyum ramah.

Tak lama terdengar seorang  wanita belia memanggil bocah itu. "Aldar, sarapan dulu Dik," wanita belia itu menghampirinya.

"Lhoooo, ada tamu rupanya. ?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun