Mohon tunggu...
masrierie
masrierie Mohon Tunggu... Freelancer - sekedar berbagi cerita

menulis dalam ruang dan waktu, - IG@sriita1997 - https://berbagigagasan.blogspot.com, - YouTube @massrieNostalgiaDanLainnya (mas srie)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mahadewi

17 Juni 2022   15:21 Diperbarui: 30 Juni 2022   12:14 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Perkenalkan , ini calon istri saya...," Chandra meminta  kekasihnya untuk menghormati para tamunya.

"Oh ya, kalau boleh , saya minta nomor WA Mas Doni ini ya. Silahkan save nomor saya juga. Saya ikut bersimpati kepada pasien yang kebetulan namanya sama dengan  nama dalam layar lebar kami,"Chandra menjelaskan.

Doni  mohon pamit ,  dan sepanjang jalan perasaannya tak keruan. Ia bersyukur bahwa sosok Aldra memang khayalan, tak pernah ada. Bahwa film layar lebar itu hanya kebetulan saja memiliki nama yang sama dengan Mahadewi.

Namun ia juga bersedih, pertanda tingkat keparahan gangguan jiwa Mahadewi semakin  memburuk. Ia tidak mungkin menyunting seorang dengan gangguan halusinasi seperti itu. Kecuali  harus berjuang untuk mendorong Mahadewi menuju kesembuhan.

Halusinasi Mahadewi adalah dunia khayal untuk melarikan diri dari siksaan fisik dan emosi yang dilakukan  oleh ibu kandung Mahadewi.

Setahun sesudahnya , Sebuah Purnama, Sebentuk Janji

  

Mahadewi  menuangkan segelas teh hangat. Ibunya meneguk minuan hangat itu dengan cepat. Wanita tengah baya yang wajahnya tampak kusut itu matanya berkaca-kaca.

"Terimakasih nak,  maafkan , ibu dulu sering menyiksamu,  menyakitimu..... Tempat ini indah sekali.... Dokter  dan susternya baik semua...., ibu sayang kamu Nak....," ia membelai rambut Mahadewi. Mengecup keningnya.

"Ibu sayang, Dewi memaafkan ibu, selalu. Ibu seperti itu karena ayah bukan? Ibu juga sering disakiti oleh saudara-saudara ayah. Dan ayah tak berdaya. Sekarang ayah tega meninggalkan ibu, padahal ayah juga yang membuat ibu jadi beringas . Teman-teman ibu bilang, dulu ibu orangnya  lemah lembut, ibu itu banyak lelaki jatuh hati karena kebaikan ibu.   

Bersyukur  Kak Dita  bisa membiayai ibu  dan tinggal di sini....Rejeki Kak Dita yang berhasil diterima di perusahaan minyak asing, tapi dia jarang bisa pulang ke tanah air.  Ibu sekarang tidak usah menangis lagi. Tak ada  lagi yang menyakiti ibu, tak ada  lagi yang akan  membiarkan ibu kelelahan sendiri seperti rodi. Pada umur ibu sekarang , sudah waktunya ibu banyak tersenyum dan istirahat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun