Mohon tunggu...
Masjoko Anderson
Masjoko Anderson Mohon Tunggu... -

Info lebih lanjut lihat profil facebuk saya www.facebook.com/masjoko.anderson. pasti bermanfaat, karena saya akan memotivasi kalian semua, hehehe

Selanjutnya

Tutup

Politik

Laporan Analisis Kasus-Kasus Kewarganegaraan “Penangkapan Penyidik KPK Novel Baswedan Dipandang Sebagai Mafia Hukum”

5 Mei 2015   00:49 Diperbarui: 27 Januari 2016   22:02 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 

"Sebagai tersangka, kok klien kami belum juga di-BAP? Maka dari itu, kami menolak klien kami melakukan rekonstruksi. Apa yang mau direkonstruksi jika BAP tidak ada?" ujar Muji.

Keanehan jug dirasakan pada saat rekonstruksi tanpa melibatkan Novel. Muji menilai polisi cenderung memaksakan diri hanya untuk memenuhi formal rekonstruksi. Ia menganggapnya sebagai rekonstruksi imajiner dan ini dinilai melanggar ketentuan hukum acara yang berlaku karena tanpa kehadiran tersangka.

"Rekonstruksi ini tak lebih dari cara polisi untuk membentuk persepsi publik yang merugikan Novel dengan mempertontonkan ke publik Novel dengan seragam tahanan dan diborgol," ujar Muji.

 

Atas seluruh kejanggalan itu, kuasa hukum membuat surat penangguhan penahanan atas Novel. Penangguhan penahanan itu berlaku sejak hari Minggu (3/4/2015) kemarin. Sehari sebelumnya atau Sabtu, Novel sudah diperbolehkan kembali ke rumahnya. Penasihat hukum Novel juga mengajukan permohonan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada siang ini.

 

INTERPRETASI

 

MENGAPA PENANGKAPAN PENYIDIK KPK NOVEL BASWEDAN DIPANDANG SEBAGAI MAFIA HUKUM???

 

Kasus ini adalah kasus yang melibatkan dua lembaga penegak hukum yaitu KPK dan Polri. Disebut demikian karena orang-orang yang terlibat didalamnya adalah orang-orang yang bekerja dari masing-masing kedua lembaga tersebut. Kasus KPK VS Polri bukanlah suatu kasus yang terjadi sekarang. Kasus ini terjadi didasari adanya pergesekan antara kedua lembaga ini dalam hal menegakan hukum khususnya kasus pidana korupsi. Sejak KPK dibentuk pada masa pemerintahan SBY, KPK sudah menunjukan hasil kerjanya dan dipandang baik oleh public. Hal ini mendorong pihak kapolri untuk mengintrofeksi kinerjanya sehingga memicu pergesekan yang terus berkelanjutan.

 

Sebelum Novel Baswedan diduga sebagai tersangka menembak pencuri sarang burung wallet oleh polri, pihak KPK pernah melakukan pengusutan kasus dugaan korupsi proyek pengadaan simulator ujian surat izin mengemudi (SIM) di Korps Lalu Lintas Polri. Hal ini menunjukan bahwa adanya aksi balas membalas antara kedua lembaga tersebut. Hal ini tidak hanya terjadi pada Novel Baswedan, tetapi juga terjadi pada Bambang Wijayanto dan Budi Gunawan serta Abraham Shamat.

 

Pada kasus yang dialami oleh Novel Baswedan, ada banyak kejanggalan-kejanggalan yang ditemukan. Kejanggalan tersebut seperti tidak adanya surat izin penggeledahan atas penyidikan Novel Baswedan, sebenarnya surat tuntutan kuasa hukum keluarga korban pencuri sarang burung wallet adalah upaya untuk meminta keadilan dan masih beberapa lagi lainnya. Atas dasar ini Opini Publik mendeskripsikan bahwa penangkapan Novel Baswedan dipandang sebagai mafia hukum.

 

Kasus seperti ini memicu kontrapersial di kalangan public. Tidaklah heran jika hal ini terjadi di antara kedua lembaga tersebut. Namun yang diharapkan adalah suatu penyidikan kasus yang transparan. Upaya seperti ini juga merupakan bagian dari pengawasan kinerja aparat penegak hukum sendiri, artinya dengan adanya kasus-kasus seperti ini para aparat penegak hukum akan lebih berhati-hati lagi untuk bertugas menjalankan amanahnya kedepan.

 

Jika kasus ini bukan sebagai pemicu untuk aparat penegak hukum berselisih tentu masyarakat senang. Namun sangat disayangkan jika kedua lembaga ini saling bergesekan dan tidak saling sinergis dalam upaya menegakkan keadilan social dan perdamaian. Sebagai agent of change, mari kita belajar melalui kasus ini secara bersama-sama untuk ikut serta dalam mengusahakan keadilan dan perdamaian dimulai dari lingkungan sekitar kita.

 

DESKRIBSI KASUS NOVEL BASWEDAN KEDEPAN

 

Permohonan penangguhan penahanan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, dikabulkan oleh Polri, Sabtu (2/5/2015). Novel lalu kembali ke kediamannya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Dengan demikian, Novel baswedan kembali bekerja sebagai Penyidik KPK seperti biasanya. Berkaitan dengan kasus ini saya mendeskribsikan hal-hal yang berkaitan dengan kasus ini dan hal-hal yang mungkin terjadi kedepannya pasca penangguhan penahanan Novel Baswedan seperti berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun