Mohon tunggu...
Maryam
Maryam Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Pengajar di salah satu sekolah terpencil SDN 215 Inpres Taipa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Suamiku Mautku

18 Maret 2021   22:48 Diperbarui: 22 Maret 2021   21:04 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku mau cerai mas, aku tak sanggup terus menerus disakiti olehmu!"

 Ucap Maya menatap laki-laki yang masih memegang tangannya berharap Maya tidak bersunguh-sungguh dengan ucapannya.

"Mas, untuk apa?! tidak ada gunanya mempertahankan pernikahan yang tidak didasari kepercayaan!" teriak Maya .

"Aku percaya padamu May," 

Ucap Arya mengusap air bening yang membasahi pipinya.

"Tidak mas, kamu tak percaya," ucap Maya melangkah keluar meninggalkan suaminya.

Nazril hanya bisa tertegun menyaksikan Maya penuh emosi meninggalkannya sendiri di kamar itu. Ia sadar, perlakuannya memang sulit untuk di maafkan. Bahkan ia sendiri tak mampu menghitung sudah berapa kali ia memukul dan membentak istri yang sangat ia cintai itu. Alasannya hanya karena cemburu.

Padahal kecemburuannya sama sekali tak beralasan. Emosinya akan memuncak saat melihat istrinya itu di tatap oleh laki-laki lain, walaupun Maya sendiri tak pernah berbuat di luar batas kewajaran. Dirinyalah yang bermasalah. Benar kata Maya, Ia sakit jiwa.

Tapi sungguh ia tak bisa hidup tanpa Maya. Justeru karena rasa cinta yang berlebihan itu kadang membuatnya cemburu buta. Semua kekesalannya akhirnya ia limpahkan pada Maya. 

Sering kali ia berjanji untuk tidak mengulangi lagi perbuatannya itu, tapi kenyataannya ia terus mengulanginya tanpa sadar.

"May, tunggu!" teriakannya sontak menghentikan langkah Maya yang hampir mencapai pintu keluar rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun