Mohon tunggu...
Maryam
Maryam Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Pengajar di salah satu sekolah terpencil SDN 215 Inpres Taipa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Suamiku Mautku

18 Maret 2021   22:48 Diperbarui: 22 Maret 2021   21:04 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teriakan Nazril menggema hingga keluar rumah. para tetangga terkejut dan berlari menuju rumah Nazril. Mereka menemukan Nazril terduduk memeluk tubuh istrinya yang sudah tak berdaya.

"Tolong panggil ambulans, siapaun tolong!" Teriak Nazril panik berteriak-teriak meminta pertolongan.

Seseorang mendekatinya, berusaha menenangkan Nazril yang terus berteriak dan menangis memeluk tubuh istrinya.

"Sabar pak, sabar...." Ucap lelaki tua itu memegang pundak Nazril.

"Aku yang menusuknya pak, aku yang melakukannya!" ucapnya dengan nafas tersengal.

"Mas..aku...aku...mencintaimu,"

Suara lemah dari mulut Maya terdengar oleh Nazril. Tak lama kemudian Maya menghembusakan nafas terakhirnya diiringi teriakan panjang dari Nazril menyebut nama istrinya.

Warga segera memanggil pihak berwajib untuk mengevakuasi jenazah Maya. 

Nazril untuk sementara ditahan di rumah pak RT untuk menjaga-jaga agar tidak diamuk warga.

Warga sekitarnya samasekali tak menyangka kejadian tersebut. Sehari-hari mereka melihat keharmonisan kelurga baru itu. mereka menyaksikan, betapa Nazril sangat menyayangi istrinya. 

Mereka tak pernah tahu permasalan apa yang menyebabkan Nazril tega membunuh istrinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun