Nazril masih memegang tangan istrinya berusaha mencegah langkah Maya menjauhinya.
"Mas sakit jiwa! coba mas pikir , apa kecemburuan mas itu wajar?!"Â
Teriak Maya yang membuat Nazri terperanjat. Baru kali ini Maya bersikap seperti itu.
"Tapi May, aku sudah minta maaf," ucap Nazril sambil memeluk kaki Maya yang sedang berada dipuncak emosinya.
"Terus, kalau sudah minta maaf, Mas anggap semua selesai? Lalu kemudian nanti mas mengulang lagi dan minta maaf lagi?!"
Suara Maya melengking menahan amarahnya. Ia benar-benar telah muak menjalani rumah tangga yang seperti ini.
"May...maafkan aku, aku tak sengaja," ucap Nazril berdiri memeluk tubuh istrinya.
"Sudah mas, aku capek, kita akhiri saja pernikahan ini."Â
Maya melepaskan dekapan suaminya dengan kasar dan melangkah menuju lemari pakaiannya.
"May, apa maksud kamu? Â kamu mau meninggalkan aku May?" sahut Nazril dengan mata berkaca.Â
"Aku tak bisa hidup tampa kamu May," sahutnya lagi melangkah mendekati istrinya yang mulai memasukkan pakaiannya ke koper.