Aku menunjuk ke utara.
"Ok. Tunggu disini," kata pak Syarif. Tak lama sosok pak Syarif sudah menghilang ke dalam hutan.
Aku menemui bu Prita. Mau pinjam HP nya untuk menelpon hotel. Tapi HPnya bunyi duluan.
"Hallo, mbak. Mobilnya dapat. Sewanya 1 juta per mobil. Bagaimana?" Pihak hotel akhirnya menelpon.
Astaga. Berarti 2 juta untuk 2 mobil...
Tak apalah. Daripada terjebak disini.
"Ok. Kami tunggu, ya," kataku cepat. "Tolong lebih cepat. Disini semakin gelap."
Kutengok jam ku. 17.50 wita. Mobil akan sampai sini jam 20.00 wita. Moga-moga lancar deh. Gelap, ditengah hutan pula. Makanan tinggal nasi dua dus, sisa makan siang.
"KRUSEK! KRUSEK!"
Satu minibus terlonjak kaget mendengar suara kemeresek dari arah hutan. Pak Her buru-buru naik ke minibus dan mengunci pintu.
Alangkah lega nya melihat yang muncul adalah pak Syarif dan Fred. Fred berjalan terpincang-pincang. Rupanya Fred terperosok dalam lubang berang-berang. Karena ia sudah tua, ia tak kuat berteriak. Makanya tiup peluit.