"Apa saya boleh pinjam HP?" tanyaku.Â
"HP ku sudah off," jawab Anggi.
Aku terbelalak melihat benda di tangan Anggi. "Ini anak. Kok ya masih sempat syuting-syuting di kondisi begini," batinku memandang Anggi yang sibuk mengarahkan kamera mirorlessnya ke wajahku.
"HP saya ada baterai. Tapi sinyalnya hilang. Â Tuh, tidak ada koneksi jaringan," pak Lukman menunjukkan layar HPnya.
"Dinyalakan saja senter HP nya, pak," rengek Kanaya. Suasana memang semakin gelap. Pak Lukman pun menyalakan senter HPnya.
"Ini. Pakai HP saya," kata bu Prita.
Ah. Leganya. Aku hendak menelpon hotel menggunakan HP bu Prita, tapi mendadak lemas. "Nomornya ada di HP ini. Saya tidak hafal." Aku memandang ke arah HPku yang kondisinya sudah mati kehabisan baterai.
Yang lain jadi ikut lemas.
"Eh. Sebentar," bu Prita mendekati Kevin. Mencari-cari sesuatu di saku anak putranya. Lalu mengeluarkan sebuah kertas dari dalam kantong jaket Kevin.
"Ini. Saya ingat kalau tadi sempat ambil dan menaruh di saku Kevin. Jaga-jaga kalau dia terpisah atau apa," bu Prita menyodorkan kartu nama hotel.
Alhamdulillah...