Mohon tunggu...
Cerpen Pilihan

Demi "Handphone"

23 November 2018   23:55 Diperbarui: 24 November 2018   00:42 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jadi kita tunggu disini satu jam, lalu mobilnya bisa nyala lagi, pak?" Aku memastikan. Tampak bayangan orang turun dari mobil. Rupanya pak Lukman. Ia menghampiri Fred yang tengah berdiri memandang ke arah hutan.

"Ini baru perkiraan, mbak. Bisa juga lebih dari satu jam," kata pak Her lirih.

"Aduh. Gimana ini?" Aku mulai panik.

Pak Lukman berjalan ke arahku. "Ada masalah apa?" Ia bertanya sambil melihat ke arah mesin.

"Radiatornya bocor, pak. Mesinnya kepanasan," jawabku.

Kutinggalkan 2 pria itu. Aku melipir ke pinggir hutan. "Mikir, Tha. Mikir!" Aku berkata pada diriku sendiri.

Yang terpikir pertama adalah meminta bantuan ke penjaga pondok konservasi. Kukeluarkan HP ku lalu menghubungi pak Syarif. Alhamdulillah, tersambung. Kujelaskan situasiku. Pak Syarif berkata bahwa beliau akan tiba dalam 15 menit. Syukurlah.

Anggi dan Kanaya akhirnya turun dari mobil. Hanya bu Prita yang bertahan di dalam mobil. Ia memeluk Kevin yang sepertinya baru saja terbangun.

"Kak, kenapa kak?", Kanaya tampak cemas.

"Mesinnya mati," jawabku singkat.

"Terus?!" Kanaya semakin cemas. Wajar sih. Gadis ini kan takut gelap. Dia juga tidak suka suasana hutan dan alam liar. Kanaya ikut tour karena dibayarin oleh Anggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun